PENDAHULUAN
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan
atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid.
Senyawa yang termasuk dalam lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa
atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologisnya juga berbeda-beda. Lipid dapat
diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol
panas, eter atau pelarut lemak yang lain. Jaringan bawah kulit disekitar perut,
jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira
sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira
sebesar 7,5% - 30%.
Lemak yang kita kenal dalam bentuk padat dan minyak yang kita kenal dalam
bentuk cair termasuk dalam senyawa yang disebut lipid. Lemak dan minyak dalam
istilah kimia adalah senyawa triacylgliserol. Pemecahan atau hidrolisa
triacylgliserol akan menghasilkan senyawa gliserol dan asam lemak. Perbedaan
lemak dan minyak terletak pada asam lemak penyusun triacylgliserol. Pada lemak,
asam lemaknya sebagian besar adalah asam lemak jenuh, sedangkan pada minyak
sebagian besar adalah asam lemak tidak jenuh.
Selain lemak dan minyak, yang termasuk dalam lipid adalah sterol,
cholesterol, lilin, phosphogliserida, dan sfingolipida. Semua senyawa yang
termasuk dalam lipid dicirikan oleh sifatnya yang tidak larut dalam air.
A.PENGERTIAN
LIPID
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut
polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk
menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul. Lipid
adalah senyawa
organik yang diperoleh dari
proses dehidrogenasi
endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid
biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau
"blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat
dibagi ke dalam delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil);
serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan
isoprena).Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim
dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme
untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan
melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.(Wikipedia Indonesia)
Lemak (Lipid)
adalah ester asam lemak,biasanya zat tersebut bersifat sukar larut dalam
air, namun dapat larut dalam pelarut
organik seperti kloroform,eter benzen, carbontetrachlorida, xylena, alkohol
panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)
Lipid adalah suatu senyawa yang
bersifat hidrofobik, terdapat dalam semua bagian tubuh serta dapat diekstraksi
dari materi hidup dengan menggunakan pelarut non polar seperti kloroform,
benzena dan etil eter. (Murray dkk, 2003)
B. Penggolongan LIPID
Senyawa – senyawa yang termasuk
lipid dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang
dikenal yaitu:
A.Bloor
membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni
1.lipid Sederhana
Lipid sederhana tersusun oleh trigliserida, yang
terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak.Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax) malam atau
plastisin (lemak sederhana yang padat pada suhu kamar), dan minyak (lemak
sederhana yang cair pada suhu kamar).
2.Lipid Campuran
Lipid Campuran merupakan gabungan antara lemak dengan
senyawa bukan lemak.
Contoh lemak campuran adalah lipoprotein (gabungan
antara lipid dan dengan protein),
Fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat),serta fosfatidilkolin (yang
merupakan gabungan antara lipid,fosfat dan kolin).
3.Lipid Asli (Derivat Lemak)
Derivat lipid merupakan senyawa yang dihasilkan dari
proses hidrolisis lipid, misalnya kolesterol dan asam lemak. Berdasarkan ikatan
kimianya asam lemak dibedakan menjadi 2,yaitu:
- Asam lemak Jenuh,bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh, Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya dan pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar.Asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani,misalnya mentega.
- Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh, asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya dan umunya berwujud cair pada suhu kamar.Asam Lema tidak jenuh berasal dari lemak nabati,misalnyya minyak goreng.
B.berdasarkan
gugus polar dan non polar
1.Lipid non
polar ( lipid netral ) adalah lipid yang mengandung gugus non polar, contoh:
kelompok lemak (fat).Berfungsi dalam metabolisme sebagi cadangan energi.
2.Lipid yang mengandung gugus polar dan non polar,
contoh: fosfolipid. Berfungsi dalam membran sel dan organel untuk melindungi
isi sel dan organel sel untuk melindungi isi sel dan organel sel dari
lingkungan luar sel.
C.Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, lipid
dibagi menjadi beberapa macam yaitu:
Asam lemak
Asam lemak atau asil
lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan bermacam-ragam
molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di dalam
sebuah proses yang disebut sintesis asam lemak. Asam lemak
terdiri dari rantai hidrokarbon yang
berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan
ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung
yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam
air. Asam lemak (bahasa Inggris: fatty
acid) adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama-sama dengan gliserol, asam lemak
merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku
untuk semua lipid pada
makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak
hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk
bebas (sebagai lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Asam lemak
terdiri dari rantai hidrokarbon yang
berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan
ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung
yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam
air. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam
karboksilat dengan rumus kimia R-COOH or R-CO2H. Contoh yang
cukup sederhana misalnya adalah H-COOH yang adalah asam format, H3C-COOH yang
adalah asam asetat, H5C2-COOH yang
adalah asam propionat, H7C3-COOH yang
adalah asam butirat dan
seterusnya mengikuti gugus alkil yang mempunyai
ikatan valensi tunggal,
sehingga membentuk rumus bangun alkana.Asam lemak
terbagi menjadi: Asam lemak jenuh, Asam lemak tak jenuh, Garam dari asam lemak,
danProstaglandin.
Ketengikan (Ingg. rancidity)
terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta
sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang
kurang sedap muncul akibat campuran dari berbagai produk ini.
Aturan penamaan
Beberapa aturan penamaan dan simbol
telah dibuat untuk menunjukkan karakteristik suatu asam lemak. Nama sistematik
dibuat untuk menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya. Angka di depan nama
menunjukkan posisi ikatan ganda setelah atom pada posisi tersebut. Contoh: asam
9-dekanoat, adalah asam dengan 10 atom C dan satu ikatan ganda setelah atom C
ke-9 dari pangkal (gugus karboksil). Nama lebih lengkap diberikan
dengan memberi tanda delta (Δ) di depan bilangan posisi ikatan ganda. Contoh:
asam Δ9-dekanoat.
Simbol C diikuti angka menunjukkan
banyaknya atom C yang menyusunnya; angka di belakang titikdua menunjukkan
banyaknya ikatan ganda di antara
rantai C-nya). Contoh: C18:1, berarti asam lemak berantai C sebanyak 18 dengan
satu ikatan ganda.
Beberapa asam lemak
Berdasarkan panjang rantai atom
karbon (C), berikut sejumlah asam lemak alami (bukan sintetis) yang dikenal.
Nama yang disebut lebih dahulu adalah nama sistematik dari IUPAC dan diikuti
dengan nama
trivialnya.
- Asam oktanoat (C8:0), asam kaprilat.
- Asam dekanoat (C10:0), asam kaprat.
- Asam dodekanoat (C12:0), asam laurat.
- Asam 9-dodekenoat (C12:1), asam lauroleinat, ω-3.
- Asam tetradekanoat (C14:0), asam miristat.
- Asam 9-tetradekenoat (C14:1), asam miristoleinat, ω-5.
- Asam heksadekanoat (C16:0), asam palmitat.
- Asam 9-heksadekenoat (C16:1), asam palmitoleinat, ω-7.
- Asam oktadekanoat (C18:0), asam stearat.
- Asam 6-oktadekenoat (C18:1), asam petroselat, ω-12.
- Asam 9-oktadekenoat (C18:1), asam oleat, ω-9.
- Asam 9-hidroksioktadekenoat (C18:1), asam ricinoleat, ω-9, OH-7.
- Asam 9,12-oktadekadienoat (C18:2), asam linoleat, ω-6, ω-9.
- Asam 9,12,15-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-linolenat, ω-3, ω-6, ω-9.
- Asam 6,9,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam γ-linolenat, ω-6, ω-9, ω-12.
- Asam 8,10,12-oktadekatrienoat (C18:3), asam kalendulat, ω-6, ω-8, ω-10.
- Asam 9,11,13-oktadekatrienoat (C18:3), asam α-elaeostearat, ω-7, ω-9, ω-11.
- Asam 9,11,13,15-oktadekatetraenoat (C18:4), asam α-parinarat, ω-3, ω-5, ω-7, ω-9.
- Asam eikosanoat (C20:0), asam arakidat.
- Asam 5,8,11,14-eikosatetraenoat (C20:4), asam arakidonat, ω-6, ω-9, ω-12, ω-15.
- Asam 9-eikosenoat (C20:1), asam gadoleinat, ω-11.
- Asam 11-eikosenoat (C20:1), asam eikosenat, ω-9.
- Asam dokosanoat (C22:0), asam behenat.
- Asam 13-dokosenoat (C22:1), asam erukat, ω-9.
- Asam tetrakosanoat (C24:0), asam lignoserat.
- Asam 15-tetrakosenoat (C24:1), asam nervonat, ω-9.
- Asam heksakosanoat (C26:0), asam cerotat.
Biosintesis asam lemak
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak
diproduksi di kloroplas. Pada
bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses
esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya
terjadi pada sitoplasma, dan minyak
(atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak
spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang
ditransfer dari daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil
lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.
Proses biokimia sintesis asam lemak
pada hewan dan tumbuhan relatif sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu
membuat sendiri kebutuhan asam lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu
memproduksi atau mencukupi kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus
dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak esensial karena organisme yang memerlukan
tidak memiliki cukup enzim untuk
membentuknya.
Biosintesis asam lemak alami
merupakan cabang dari daur Calvin, yang
memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses
berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah
variasi.
Kompleks-enzim asilsintase
III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C)
menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi,
reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri.
Pemanjangan selanjutnya dilakukan
secara bertahap, 2C setiap tahapnya, menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau
KAS-IV. KAS-I melakukan pemanjangan hingga 16C, sementara KAS-IV hanya mencapai
10C. Mulai dari 8C, di setiap tahap pemanjangan gugus ACP dapat dilepas oleh
enzim tioesterase untuk menghasilkan asam lemak jenuh bebas dan ACP. Asam lemak
bebas ini kemudian dikeluarkan dari kloroplas untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma, yang dapat
berupa pembentukan ikatan ganda atau esterifikasi dengan gliserol menjadi trigliserida (minyak atau lemak).
Pemanjangan lebih lanjut hanya
terjadi bila terdapat KAS-II di kloroplas, yang memanjangkan palmitil-ACP (16C)
menjadi stearil-ACP (18C). Enzim Δ9-desaturase kemudian membentuk ikatan ganda,
menghasilkan oleil-ACP. Enzim tioesterase lalu melepas gugus ACP dari oleat.
Selanjutnya, oleat keluar dari kloroplas untuk mengalami perpanjangan lebih
lanjut.
Nilai gizi
Asam lemak mengandung energi tinggi
(menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam
pangan diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi
dari makanan.
Asam lemak tak jenuh dianggap
bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam
tubuh.
Posisi ikatan ganda juga menentukan
daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin mudah
bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak
esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Beberapa
minyak nabati (misalnya α-linolenat) dan minyak ikan laut banyak mengandung
asam lemak esensial (lihat macam-macam asam lemak).
Karena mudah terhidrolisis dan
teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun
nilai gizinya. Pengawetan dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk
dan kering, serta menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara.
Asam lemak esensial merupakan sebutan bagi asam lemak yang tidak
dapat dibuat sendiri oleh suatu spesies hewan (termasuk
manusia), atau dapat dibuat tetapi tidak mencukupi kebutuhan minimal yang
diperlukan untuk memenuhi fungsi fisiologinya. Hal ini terjadi karena spesies
yang bersangkutan tidak memiliki,atau memiliki tetapi kurang fungsional, enzim yang
bertanggung jawab dalam melakukan sintesis asam lemak tersebut.
Bagi setiap spesies, asam lemak yang
esensial berbeda-beda. Bagi manusia, asam lemak esensial mencakup golongan asam lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated
fatty acids, PUFA) tipe cis, khususnya dari kelompok asam lemak Omega-3, seperti
misalnya asam α-linolenat (ALA), Asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam dokosaheksaenoat (DHA), dan asam lemak Omega-6, seperti
misalnya asam linoleat. Tubuh
manusia tidak mampu menghasilkan enzim desaturase tetapi
mampu memanjangkan dan merombak PUFA.
- Kucing tidak mampu memanjangkan asam linoleat menjadi asam arakidonat (ARA) (suatu asam lemak Omega-6) yang diperlukannya karena tidak mempunyai enzim untuk keperluan itu. Tumbuhan tidak menghasilkan ARA, maka kucing menjadi karnivora obligat untuk memenuhi keperluan ini.
Sumber asam lemak esensial
Sumber-sumber penting PUFA Omega-3
dan Omega-6 mencakup ikan laut (seperti tuna, kod, sardin), kerang, biji flax, minyak kedelai, minyak raps, minyak chia, biji blewah, sayuran
berdaun, dan walnut. Minyak kelapa bukan sumber PUFA. Minyak inti sawit mengandung
asam linoleat meskipun tidak banyak.
Gliserolipid
Gliserolipid tersusun
atas gliserol
bersubstitusi mono-, di-, dan tri-, yang paling terkenal adalah ester asam
lemak dari gliserol (triasilgliserol), yang juga dikenal sebagai trigliserida. Di dalam
persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing teresterifikasi,
biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia berfungsi sebagai cadangan
makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian besar lemak cadangan di dalam
jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester dari
triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam lemak dari jaringan adiposa disebut
"mobilisasi lemak".
Subkelas gliserolipid lainnya adalah
glikosilgliserol, yang dikarakterisasi dengan keberadaan satu atau lebih residu
monosakarida yang
melekat pada gliserol via ikatan glikosidik. Contoh
struktur di dalam kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai
di dalam membran tumbuhan dan seminolipid dari sel sperma mamalia.
Gliserida adalah ester dari asam lemak dan sejenis
alkohol dengan tiga
gugus fungsional yang disebut gliserol (nama
IUPAC, 1,2,3-propantriol). Karena gliserol memiliki tiga gugus fungsional
alkohol, asam lemak akan bereaksi untuk membuat tiga gugus ester sekaligus. Gliserida
dengan tiga gugus ester asam lemak disebut trigliserida. Jenis asam
lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak berasal dari
kelas asam lemak yang sama.
Fosfolipid
Fosfatidiletanolamina
(Glisero)fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid,
phosphoglycerides, glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida dengan
beberapa perkecualian. Fosfolipid terbentuk dari gliserol (nama
IUPAC, 1,2,3-propantriol) dengan dua gugus alkohol yang
membentuk gugus ester dengan asam lemak (bisa jadi
dari kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk
gugus ester dengan asam fosforat.
Gliserofosfolipid, juga dirujuk
sebagai fosfolipid, terdapat
cukup banyak di alam dan merupakan komponen kunci sel lipd dwilapis, serta
terlibat di dalam metabolisme dan sinyal
komunikasi antar sel. Jaringan saraf termasuk otak, mengandung cukup banyak
gliserofosfolipid. Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai
kelainan saraf.
Contoh gliserofosfolipid yang
ditemukan di dalam membran biologis adalah fosfatidilkolina (juga
dikenal sebagai PC, GPCho, atau lesitin), fosfatidiletanolamina (PE atau
GPEtn), dan fosfatidilserina (PS atau
GPSer). Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan tempat
perikatan bagi protein intra- dan antarseluler, beberapa gliserofosfolipid di
dalam sel-sel eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan asam fosfatidat adalah
prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua yang diturunkan dari membran.
Biasanya, satu atau kedua gugus hidroksil ini
terasilasi dengan asam lemak berantai panjang, meskit terdapat
gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-alkenil (plasmalogen). Terdapat
juga varian dialkileter pada arkaebakteria.
Gliserofosfolipid dapat dibagi
menurut sifat kelompok-kepala polar pada posisi sn-3 dari tulang
belakang gliserol pada eukariota dan
eubakteria, atau posisi sn-1 dalam kasus archaea.
Karena pada gugus ester asam
fosforat masih mempunyai satu ikatan valensi yang bebas,
biasanya juga membentuk gugus ester dengan alkohol yang lain, misalnya alkohol
amino seperti kolina, etanolamina dan serina. Fosfolipid
merupakan komponen yang utama pada membran sel lapisan
lemak. Fosfolipid yang umum dijumpai adalah:
- Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis kolina
- Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis serina atau etanolamina.
Sifat fosfolipid bergantung dari
karakter asam lemak dan alkohol amino yang diikatnya.
Sfingolipid
Sfingomielin
Sfingolipid adalah
keluarga kompleks dari senyawa-senyawa yang berbagi fitur struktural yang sama,
yaitu kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo dari asam amino serina dan asil
lemak KoA berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi seramida, fosfosfingolipid,
glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya.
Nama sfingolipid diambil dari
mitologi Yunani, Spinx, setengah wanita dan setengah singa yang
membinasakan siapa saja yang tidak dapat menjawab teka-tekinya. Sfingolipid
ditemukan oleh Johann Thudichum pada tahun
1874 sebagai teka-teki yang sangat rumit dari jaringan otak.
Sfingolipid adalah jenis lemak kedua
yang ditemukan di dalam membran sel, khususnya
pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini
tidak mengandung gliserol, tetapi
dapat menahan dua gugus alkohol pada bagian
tengah kerangka amina.
Fosfosfingolipid utama pada mamalia
adalah sfingomielin (seramida
fosfokolina), sementara pada serangga terutama
mengandung seramida fosfoetanolamina dan pada fungi memiliki fitoseramida
fosfoinositol dan gugus kepala yang mengandung manosa.
Basa sfingoid utama mamalia biasa
dirujuk sebagai sfingosina. Seramida
(Basa N-asil-sfingoid) adalah subkelas utama turunan basa sfingoid dengan asam
lemak yang terikat pada amida. Asam
lemaknya biasanya jenuh ataupun mono-takjenuh dengan panjang rantai dari 16
atom karbon sampai dengan 26 atom karbon.
Glikosfingolipid adalah sekelompok
molekul beraneka ragam yang tersusun dari satu residu gula atau lebih yang
terhubung ke basa sfingoid melalui ikatan glikosidik.
Lipid sterol
Lipid sterol, seperti kolesterol dan
turunannya, adalah komponen lipid membran yang penting, bersamaan dengan
gliserofosfolipid dan sfingomielin. Steroid, semuanya
diturunkan dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki peran
biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul pensinyalan. Steroid
18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara
steroid C19 terdiri dari androgen seperti testosteron dan androsteron. Subkelas
C21 meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan mineralokortikoid. Sekosteroid, terdiri
dari bermacam ragam bentuk vitamin D,
dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari struktur inti. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan
konjugat-konjugatnya, yang pada
mamalia merupakan turunan kolesterol yang dioksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada
tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa
terakhir ini juga digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran
sel fungi adalah ergosterol.
Lipid prenol
Lipid prenol disintesis
dari prekursor berkarbon 5 isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat yang sebagian besar dihasilkan
melalui lintasan asam mevalonat (MVA). Isoprenoid
sederhana (alkohol linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit
C5 yang terus menerus, dan diklasifikasi menurut banyaknya satuan terpena ini.
Struktur yang mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai politerpena. Karotenoid adalah
isoprenoid sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai
prekursor vitamin A. Contoh
kelas molekul yang penting secara biologis lainnya adalah kuinon dan hidrokuinon yang
mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti kuinonoid yang tidak berasal
dari isoprenoid. Vitamin E dan vitamin K, juga ubikuinon, adalah
contoh kelas ini. Prokariota mensintesis poliprenol (disebut baktoprenol) yang
satuan isoprenoid terminalnya yang melekat pada oksigen tetap tak jenuh,
sedangkan pada poliprenol hewan (dolikol) isoprenoid
terminalnya telah direduksi.
Sakarolipid
Struktur sakarolipid Kdo2-Lipid A. Residu glukosamina berwarna
biru, residu Kdo berwarna
merah, rantai asil berwarna
hitam, dan gugus fosfat berwarna
hijau.
Sakarolipid (bahasa Inggris: saccharolipid,
glucolipid) adalah asam lemak yang
terikat langsung dengan molekul glukosa dan
membentuk struktur yang sesuai dengan membran dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida mengganti
ikatan gliserol dengan asam lemak, seperti yang terjadi pada gliserolipid dan
gliserofosfolipid.
Sakarolipid yang paling dikenal
adalah prekursor glukosamina terasilasi
dari komponen lipid A lipopolisakarida pada bakteri gram-negatif. Molekul
Lipid-A yang umum adalah disakarida dari
glukosamina, yang diturunkan sebanyak tujuh rantai asil-lemak. Lipopolisakarida
minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2-Lipid
A, yakni disakarida berheksa-asil dari glukosamina yang diglikosilasikan dengan
dua residu asam 3-deoksi-D-mano-oktulosonat (Kdo). Proses hidrolisis sakarolipid
akan menghasilkan amino gula.
Poliketida
Poliketida adalah metabolit sekunder
yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari asetil dan propionil oleh enzim
klasik maupun enzim iteratif dan multimodular yang berbagi fitur mekanistik
yang sama dengan asam lemak sintasi. Enzim yang sering
digunakan adalah poliketida sintase, melalui proses kondensasi Claisen.
Poliketida merupakan metabolit sekunder
yang dihasilkan secara alami oleh bakteri, fungi, tumbuhan, hewan, sumber
daya laut dan organisme yang memiliki keanekaragaman struktural yang tinggi.
Banyak poliketida berupa
molekul siklik yang kerangkanya seringkali dimodifikasi lebih jauh melalui glikosilasi, metilasi, hidroksilasi, oksidasi, dan/atau
proses lainnya untuk menimba manfaat dari sifat antibiotik yang
dimiliki. Beberapa jenis poliketida bahkan bersifat anti kanker, dapat
menurunkan kolesterol serta
menunjukkan efek imuno-supresif. Sejumlah senyawa antimikroba, antiparasit, dan antikanker merupakan
poliketida atau turunannya, seperti eritromisin, antibiotik tetrasiklin, avermektin, dan
antitumor epotilon.
Garam lemak
Sabun terbuat
melalui proses saponifikasi asam lemak. Biasanya
digunakan natrium karbonat atau natrium hidroksida untuk proses tersebut.
Secara umum, reaksi hidrolisis yang
terjadi dapat dirumuskan:
Jenis sabun yang dihasilkan
bergantung pada jenis asam lemak dan panjang rantai karbonnya. Natrium stearat dengan 18
karbon adalah sabun yang sangat keras dan tidak larut. Seng stearat digunakan
pada bedak talkum karena bersifat hidrofobik. Asam laurat dengan 12
karbon yang telah menjadi natrium laurat sangat
mudah terlarut, sedangkan asam lemak dengan kurang dari 10 atom karbon tidak
digunakan menjadi sabun karena dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan berbau
kurang sedap.
Parafin
Parafin (bahasa Inggris: wax) adalah lemak yang
terbentuk dari esterisasi alkohol yang
mempunyai rumus bangun yang panjang, dengan asam lemak. Alkohol
dapat mengandung 12 hingga 23 atom karbon. Parafin
dapat ditemukan di alam sebagai pelindung daun dan sel batang untuk
mencegah agar tanaman tidak
kehilangan air terlalu
banyak. Karnuba ditemukan
pada dedaunan pohon palem Brasil dan digunakan sebagai pelumas untuk lantai
maupun mobil. Lanolin adalah
parafin pada bulu domba. Beeswax adalah
cairan parafin yang disekresi lebah untuk membangun sel tempat untuk madu dan
telur lebah.
Parafin yang digunakan pada
pembuatan lilin bukan
melalui esterisasi, melainkan merupakan campuran dari alkana dengan berat molekul yang besar.
Pelumas untuk telinga dibuat dari campuran fosfolipid dan ester
dari kolesterol.
Paraffin padat walau kelihatannya
seperti malam, sering disebut salah sebagai paraffin wax adalah campuran dari
senyawa hidrokarbon padat dan bukan ester. Lilin hanya larut dalam pelarut
lemak, sebab itu lilin pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung dari
air, lilin tidak berfungsi sebagai bahan nutrisi, sebab tidak terhidrolisis dan
tidak diuraikan oleh enzim pengurai pada lemak.
Tabel 3.2. Daftar Malam Yang
Digunakan
Nama Jenis
|
Sumber
|
Kegunaan
|
Malam Lebah
|
Sarang lebah
|
Semir dan Farmasi
|
Spermasati
|
Sejenis Ikan Paus
|
Bahan Kecantikan dan Lilin
|
Karnauba
|
Carnauba Palm
|
Semir Lantai dan Mobil
|
Lanolin
|
Wool (bulu Domba)
|
Salep / Farmasi
|
Nama Jenis
|
Senyawa Kimia
|
Nama Kimia
|
Malam Lebah
|
C15H31COOC30H61
|
Mirisilpalmitat
|
Spermasati
|
C15H31COOC16H33
|
Setilpalmitat
|
Karnauba
|
C25H31COOC30H61
|
Mirisilserotat
|
C.PROSES PENCERNAAN LIPID DALAM TUBUH
1. Mulut
Secara singkat proses
pencernaan lemak sudah dimulai dari mulut, yakni dengan dikeluarkannya enzim
lingual lipase yang akan memecah sebagian kecil lemak ke dalam komponen yang
lebih sederhana. Saat memasuki esofagus, lemak dalam bolus akan dilembekkan
dengan suhu esofagus. Kemudian lemak akan masuk ke lambung dan dimulailah
pencernaan yang sesungguhnya.
2. Lambung
Lambung mensekresikan getah lambung yaitu
cairan jernih bewarnakuning pucat yang mengandung HCL 0,2-0,5% dengan pH
sekitar 1,0.Getah lambung terdiri atas 97-99% air. Sisanya berupa musin
(lendir)serta garam anorganik dan enzim pencernaan yaitu, pepsin renin
sertalipase. Enzim lipase inilah yang akan mencerna makanan yangmengandung
lemak.Panas lambung merupakan faktor penting untuk mencairkanmassa lemak yang
berasal dari makanan den proses emulsifikasinyaterjadidenagn bantuan kontraksi
peristaltik. Lambung menyekresikanlipase lambung (lipase gastrik) yang pada
manusia merupakan lipaseprodeudenal utama. Lipase lingualdan gastrik memulai
pencernaanlemak dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung asamlemak
rantai pendek. Sedanga, dan pada umumnya asam lemak tak jenuh rantai
panjang untuk membentuk terutama asam lemak bebas dan1,2-diasilgliserol dengan
ikatan sn-3 ester sebagai tempat hidrolisisutamanya. Enzim ini hancur pada pH
rendah, tetapi bekerja aktif
Panas lambung merupakan faktor
penting untuk mencairkan massa lemak yang berasal dari makanan den proses
emulsifikasinya terjadidenagn bantuan kontraksi peristaltik. Lambung
menyekresikan lipase lambung (lipase gastrik) yang pada manusia merupakan
lipase prodeudenal utama. Lipase lingualdan gastrik memulai pencernaan lemak
dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung asam lemak rantai pendek.
Sedangkan, dan pada umumnya asam lemak tak jenuh rantai panjang untuk membentuk
terutama asam lemak bebas dan 1,2-diasilgliserol dengan ikatan sn-3 ester
sebagai tempat hidrolisis utamanya. Enzim ini hancur pada pH rendah, tetapi
bekerja aktif setelah makan karena kerja pendaparan yang dimiliki protein
makanan di dalam lambung. Nilai optimum pH yang dimiliki cukup luas yaitu
sekitar 3,0-6,0.
Lipase prodeudenal berperan penting selama
periode neonatal, yaitu pada seaat aktivitas lipase pankreas masih rendah
sementara lemak susu harus dicerna. Akibat waktu retensi selama 2-4 jam di
dalam lambung, sekitar 30% triasilgliserol makanan dapat diserap pada selang
waktu tersebut, sebaian besar pada satu jam pertama. Lemak susu mengandung asam
lemak rantai sedang dan pendek yang cenderung mengalami esterifikasi pada
posisi sn-3. Oleh sebab itu, lemak susu merupakan substrat yang baik bagi enzim
lipase gastrik. Asam lemak hidrofilik rantai pendek dan sedang yang dilepas
akan diserap melalui dinding lambung dan masuk ke vena porta, sementara asam
lemak rantai panjang larut di dalam droplet lemak dan terus melintas ke
deudenum.
3. Usus Halus
Asam lemak rantai panjang yang
tidak diserap oleh dinding lambung akan melintas menuju ke deudenum bersama
dengan kimus (isi lambung) yang lainnya. Setelah masuk ke deudenum, isi lambung
akan diemulsikan dengan garam empedu dan getah pankreas yang disekresikan
masing-masing dari empedu dan dari pankreas. Di dalam usus inilah ynag nantinya
akan menguraikan asam lemak yang belum dapat diabsorbsi sehingga nantinya sapat
diabsorbai di lumen usus.
Lipase pankreas mula-mula akan
menyerang hubungan (link) esrer primer triasilgliserol. Lipase pankreas bekerja
pada antarmuka (interface) air minyak droplet lipid yang teremulsi halus dan
terbentuk akibat gerak agitasi mekanik di dalam usus adanya produk hasil kerja
lipase lingual dan gastrik, yaitu garam empedu, kolipase (protein di dalam
getah pankreas), fosfolipid, dan fosfolipase A2 (juga terdapat dalam
getah pankreas).
Kemunculan asam-asam lemak bebas akibat kerja lipase lingual dan gastrik
memfasilitasi hidrolisis oleh lipase pankreas, khususnya hidrolisis
triasilgliserol susu. Fosfolipase A2 dan kolipase disekresikan dalam
bentuk–pro dan membutuhkan pengaktifan ikatan peptida spesifik oleh hidrolisis
triptik. Pengaktifan prolipase terjadi dengan pengeluaran pentapeptida dari
ujung terminal amino. Pentaamino inilah yang bekerja sebagai sinyal atas rasa
kenyang untuk lipid dan diberi nama enterostatin.
Karena sulitnya ikatan ester sekunder di dalam triasilgliserol dihidrolisis
oleh lipase pankreas, pencernaan triasilgliserol berlangsung dengan pengeluaran
bagian terminal asam lemak untuk mrnghasilkan 2-monoasilgliserol. Mengingat
bagian asam lemak ini berangkai melalui suatu ikatan ester sekunder, agar
terjadi hidrolisis sempurna, pengeluarannya memerlukan reaksi isomerasi menjadi
ikatan ester primer. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang berjalan cukup
lambat, akibatnya 2-monoasilgliserol menjadi produk akhir utama dari pencernaan
triasilgliserol dan hanya seperepmat jumlah triasilgliserol yang dikonsumsi
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
4.Usus Besar
Sisa lemak dan kolesterol terkurung dlm serat makan dan dikeluarkan
melalui feses.
Tabel : Proses Pencernaan Lipid
Saluran Pencernaan
|
Proses Pencernaan
|
1. Mulut
|
Bercampur dengan kelenjar ludah yang mengandung enzim lipase lingual
|
2. Esofagus
|
Tidak ada pencernaan
|
3. Lambung
|
Lipase lingual memulai
hidrolisis terbatas: trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak
• Lemak susu lebih banyak dihidrolisis
• Lipase lambung menghidrolisis lemak dalam
jumlah terbatas
|
4. Usus Halus
|
• Bahan empedu mengemulsi lemak.
• Lipase dari pangkreas dan dinding usus
halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi menjadi digliserida,
monogliserida, asam lemak dan gliserol
• Fosfolipase dari pancreas menghidrolisis
fosfolipid menjadi asam lemak dan lisofosfogliserida.
• Kolesterol esterase dari pancreas
menghidrolisis ester kolesterol
|
5. Usus Besar
|
Sisa lemak dan kolesterol terkurung dlm serat makan dan dikeluarkan
melalui feses
|
D. PENYERAPAN LIPID
Hasil pencernaan dari lemak
akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus dengan cara difusi
pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol,
asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat
langsung diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai
panjang, monogliserida harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida
dan lipida besar lainnya (kolestrol, fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara
aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis lipoprotein—alat angkut lipida).
Kilomikron membawa lipida ke jaringan – jaringan adiposa melewati limfe menuju
ke darah.
Hasil Pencernaan Lipid
|
Absorpsi
|
Gliserol
Asam lemak
rantai pendek (C4-6)
Asam lemak
rantai menengah (C8-10)
|
Diserap
langsung ke dalam darah
|
Asam lemak
rantai panjang
Monogliserida
|
Diubah
menjadi trigliserida di dalam sel-sel usus halus
|
Trigliserida
Kolesterol
Fosfolipida
|
Membentuk
kilomikron, masuk ke dalam limfe kemudian ke dalam darah
|
Tabel : Penyerapan Lipid
E.TRANSPORTASI LIPID
Di dalam
retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas bergabung
dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel epitel
berfungsi untuk mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk
kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi
lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan
asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak makanan selama proses
pencernaan.
Dalam absorbsi trigliserida dan
lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk
diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini
tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang
dinamakan lipoprotein. Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu:
a. Kilomikron
Merupakan transport lemak dari mukosa
usus ke jaringan. Pemecahan dibantu enzim lipase lipoprotein. kilomikron
dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak selanjutnya masuk ke otot
untuk dimanfaatkan energinya atau disimpan dalam bentuk lemak di jaringan
adiposa.
b.VLDL (very
low – density lypoproteins)
Merupakan transport lemak dari hati
ke jaringan. VLDL mengalami pengubahan menjadi LDL. Asam lemak masuk ke otot
dan jaringan adiposa sedangkan gliserol dan LDL kembali ke hati.
c.LDL (low –
density lypoproteins)
Berperan mengangkut kolesterol ke
jaringan perifer.
d.HDL (high –
density lypoproteins)
Merupakan transport fosfolipid
da kolesterol ke hati. HDL adalah lipoprotein yang bersirkulasi secara kontinyu. HDL mengandung suatu enzim yang
mengubah kolesterol bebas menjadi ester kolesterol.
Lipoprotein yang mengangkut lemak
dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi
melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk kemudian melalui duktus
torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan
seterusnya masuk ke dalam aliran darah.
F. EKSKRESI LIPID
Sebagian besar orang dewasa dapat mencerna
dan mengabsorbsi lemak hingga 95%, sisanya, akan dikeluarkan dari tubuh melalui
feses. Garam empedu yang sususannya terdiri dari kolestrol di dalam usus halus
dapat diserap oleh jenis serat tertentu yang selanjutnya akan ikut dikeluarkan
melalui feses. Hal ini dapat menurunkan kadar kolestrol darah.
G. UTILISASI / FUNGSI LIPID
Fungsi Lipid (Lemak) bagi Tubuh :
• Sebagai komponen dasar dari membran sel.
• Sebagai sumber energi yang lebih efektif
disbanding karbohidrat dan protein (9:4)
• Menghemat penggunaan protein sebagai sumber
energi.
• Lemak khususnya minyak nabati mengandung
asam-asam lemak esensial, (seperti linoleat, lenolenat dan arakidonat),
• Berperan sebagai sumber sekaligus pelarut/alat angkut bagi
vitamin A, D, E dan K.
• Sebagai cadangan energi,
• Keberadaan simpanan lemak dapat sebagai
pelindung organ penting,
• Keberadaan lemak bawah kulit melindungi terhadap
perubahan suhu luar mendadak dan dari kehilangan panas yang tidak terduga.
Fungsi
Lemak dalam Pangan :
• Media
penghantar panas, seperti: minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak
(gajih), mentega dan margarin.
• Menambah
kalori (padat gizi/energi)
• Memperbaiki
tektur dan cita rasa.
• Selama
proses pencernaan, lemak meninggalkan perut lebih lambat dibanding karbohidrat
dan protein sehingga menangguhkan rasa lapar dan menyebabkan rasa puas pada
seseorang.
contoh sediaan lipid (lemak) dari tumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Nama minyak
lemak
|
Tumbuhan asal
|
Bagian yang
digunakan
|
Kandungan
minyak (%)
|
Komposis asam
lemak (%)
|
Kegunaan /
keterangan
|
Oleum Amygdalarum
|
Prunus
amygdalus
Var. Dulcis atau amara
(Rosaceae)
|
Biji
|
40-55%
|
Oleat (62-86%)
Linoleat (7-30%)
Palmitat (4-9 %)
Stearat (1-2%)
|
Dasar emolien,
Kecantikan
|
Oleum Arachidis
(Minyak Kacang)
|
Arachis
hypogaea
(Leguminosae)
|
Biji
|
45-55%
|
Oleat (35-72%)
Linoleat (13-43%)
Palmitat (7-16%)
Stearat (1-7%)
Behenat (1-5%)
Arakidat (13%)
|
Dasar emolien,
Minyak makan
|
Oleum Ricini
(Minyak jarak)
|
Ricinus
communis
(Euphorbiaceae)
|
Biji
|
35=55%
|
Risinoleat (80-90%)
Oleat (4-9%)
Linoleat (2-7%)
Palmitat (2-3%)
Stearat (2-3%)
|
Dasar emolien,
Purgatif, sabun
|
Oleum cocos
(Minyak kelapa)
|
Cocos
nucifera
(Palmae)
|
Biji
|
65-68%
|
Laurat (43-53%)
Miristat (15-21%)
Palmitat (7-11%)
Kaprilat (5-10%)
Kaprat (5-10%)
Oleat (6-8%)
Stearat (2-4 %)
|
Sabun, minyak makan, sampo
Fraksinasi minyak kelapa kandungan utama asam kaprilat dan kaprat (untuk
diet)
|
Oleum Gossypii
(Minyak biji kapas)
|
Gossypium
hirsutum
(Malvaceae)
|
Biji
|
15-35%
|
Linoleat (33-58%)
Palmitat (17-29%)
Oleat (13-44%)
Stearat (1-4%)
Sterkulat dan malvalat
|
Sabun, minyak untuk injeksi
mengandung gosipol (1,1-1,3%) antifertilitas laki-laki
|
Oleum Maydis
(minyak jagung)
|
Zea mays
(poaceae = Graminae)
|
Embrio
|
33-39%
|
Linoleat (34-62%)
Oleat (19-50%)
Palmitat (8-19%)
Stearat (0-4%)
|
Minyak makan, pelengkap diet,
pelarut untuk injeksi
|
Oleum Olivarum
(Minyak zaitun)
|
Olea europaea
(Oleaceae)
|
Buah
|
15-40%
|
Oleat (56-85%)
Linoleat (4-20%)
Palmitat (6-20%)
Stearat (1-4%)
|
Minyak makan, dasar emolien
|
Oleum Elaeis
(Minyak sawit)
|
Elaeis
guineensis
(Palmae = Arecaceae)
|
Daging buah
|
45-50%
|
Laurat (40-52%)
Miristat (14-18%)
Oleat (9-16%)
Palmitoleat (6-10%)
Kaprilat (3-6%)
Kaprat (3-5%)
Stearat (1-4%)
Linoleat (1-3%)
|
Sabun, minyak makan
Dengan menghidrogenasi dan
mengfraksi, hasilnya digunakan untuk basis supositoria
|
Oleum Soyae
(Minyak kedelai)
|
Glycine max
(Leguminosae)
|
Biji
|
18-20%
|
Linoleat (44-62%)
Oleat (19-30%)
α-linoleat
(4-11%)
Palmitat (7-14%)
Stearat (1-5%)
|
Minyak makan dan pelengkap diet
|
Oleum Sesami
(Minyak wijen)
|
Sesamum
indicum
(Pedaliaceae)
|
Biji
|
44-54%
|
Oleat (35-50%)
Linoleat (35-50%)
Palmitat (7-12%)
Stearat (4-6%)
|
Sabun, minyak makan, pelarut
injeksi
|
Oleum Cacao
|
Theobroma
cacao
(Sterculiaceae)
|
Biji
|
35-50%
|
Oleat (35%)
Stearat (35%)
Palmitat (26%)
Linoleat (3 %)
|
Basis supositoria, coklat, cacao butter
berbentuk padat
|
Oleum Helianthi
(Minyak bunga matahari)
|
Helianthus
annuus
(Compositae)
|
Biji
|
22-36%
|
Oleat (30%)
Linoleat (60%)
Palmitat (6,5%)
Stearat (5,5 %)
|
Minyak makan
|
Contoh lipid (lemak) yang berasal dari hewan:
Lemak yang berasal dari hewan :
dari sapi (Bos taurus; Bovidae) disebut cowvet untuk makanan;
dari domba (Ovis aries; Bovidae) disebut Adeps lanae untuk dasar salep
pelembab; dari hati ikan (Gadus morrhua; Gadidae) disebut Oleum Iecoris
Aselli (cod-liver oil) untuk sumber vitamin A dan D, serta EPA dan DHA,
sedangkan halibut liver oil berasal dari Hippoglussus vulgaris
(Pleumectideae) dengan kegunaan sama dengan minyak ikan; Adeps suillus berasal
dari lemak perut babi (Sus; Suidae) digunakan dalam makanan.