Rabu, 23 April 2014

LIPID



PENDAHULUAN
Salah satu kelompok senyawa organik yang terdapat dalam tumbuhan, hewan atau manusia dan yang sangat berguna bagi kehidupan manusia adalah lipid. Senyawa yang termasuk dalam lipid tidak mempunyai rumus struktur yang serupa atau mirip. Sifat kimia dan fungsi biologisnya juga berbeda-beda. Lipid dapat diperoleh dari hewan atau tumbuhan dengan cara ekstraksi menggunakan alkohol panas, eter atau pelarut lemak yang lain. Jaringan bawah kulit disekitar perut, jaringan lemak sekitar ginjal mengandung banyak lipid terutama lemak kira-kira sebesar 90%, dalam jaringan otak atau dalam telur terdapat lipid kira-kira sebesar 7,5% - 30%.
Lemak yang kita kenal dalam bentuk padat dan minyak yang kita kenal dalam bentuk cair termasuk dalam senyawa yang disebut lipid. Lemak dan minyak dalam istilah kimia adalah senyawa triacylgliserol. Pemecahan atau hidrolisa triacylgliserol akan menghasilkan senyawa gliserol dan asam lemak. Perbedaan lemak dan minyak terletak pada asam lemak penyusun triacylgliserol. Pada lemak, asam lemaknya sebagian besar adalah asam lemak jenuh, sedangkan pada minyak sebagian besar adalah asam lemak tidak jenuh.
Selain lemak dan minyak, yang termasuk dalam lipid adalah sterol, cholesterol, lilin, phosphogliserida, dan sfingolipida. Semua senyawa yang termasuk dalam lipid dicirikan oleh sifatnya yang tidak larut dalam air.

A.PENGERTIAN LIPID
Lipid mengacu pada golongan senyawa hidrokarbon alifatik nonpolar dan hidrofobik. Karena nonpolar, lipid tidak larut dalam pelarut polar seperti air, tetapi larut dalam pelarut nonpolar, seperti alkohol, eter atau kloroform. Fungsi biologis terpenting lipid di antaranya untuk menyimpan energi, sebagai komponen struktural membran sel, dan sebagai pensinyalan molekul. Lipid adalah senyawa organik yang diperoleh dari proses dehidrogenasi endotermal rangkaian hidrokarbon. Lipid bersifat amfifilik, artinya lipid mampu membentuk struktur seperti vesikel, liposom, atau membran lain dalam lingkungan basah. Lipid biologis seluruhnya atau sebagiannya berasal dari dua jenis subsatuan atau "blok bangunan" biokimia: gugus ketoasil dan gugus isoprena. Dengan menggunakan pendekatan ini, lipid dapat dibagi ke dalam delapan kategori: asil lemak, gliserolipid, gliserofosfolipid, sfingolipid, sakarolipid, dan poliketida (diturunkan dari kondensasi subsatuan ketoasil); serta lipid sterol dan lipid prenol (diturunkan dari kondensasi subsatuan isoprena).Meskipun istilah lipid kadang-kadang digunakan sebagai sinonim dari lemak. Lipid juga meliputi molekul-molekul seperti asam lemak dan turunan-turunannya (termasuk tri-, di-, dan monogliserida dan fosfolipid, juga metabolit yang mengandung sterol, seperti kolesterol. Meskipun manusia dan mamalia memiliki metabolisme untuk memecah dan membentuk lipid, beberapa lipid tidak dapat dihasilkan melalui cara ini dan harus diperoleh melalui makanan.(Wikipedia Indonesia)
Lemak (Lipid) adalah ester asam lemak,biasanya zat tersebut bersifat sukar larut dalam air,  namun dapat larut dalam pelarut organik seperti kloroform,eter benzen, carbontetrachlorida, xylena, alkohol panas, dan aseton panas. (Iskandar, 1974)
            Lipid adalah suatu senyawa yang bersifat hidrofobik, terdapat dalam semua bagian tubuh serta dapat diekstraksi dari materi hidup dengan menggunakan pelarut non polar seperti kloroform, benzena dan etil eter. (Murray dkk, 2003)

B. Penggolongan LIPID
            Senyawa – senyawa yang termasuk lipid dapat dibagi dalam beberapa golongan. Ada beberapa cara penggolongan yang dikenal yaitu:
A.Bloor membagi lipid dalam tiga golongan besar yakni
1.lipid Sederhana
Lipid sederhana tersusun oleh trigliserida, yang terdiri dari satu gliserol dan tiga asam lemak.Contoh senyawa lemak sederhana adalah lilin (wax) malam atau plastisin (lemak sederhana yang padat pada suhu kamar), dan minyak (lemak sederhana yang cair pada suhu kamar).
2.Lipid Campuran
Lipid Campuran merupakan gabungan antara lemak dengan senyawa bukan lemak.
Contoh lemak campuran adalah lipoprotein (gabungan antara lipid dan dengan protein), Fosfolipid (gabungan antara lipid dan fosfat),serta fosfatidilkolin (yang merupakan gabungan antara lipid,fosfat dan kolin).
3.Lipid Asli (Derivat Lemak)
Derivat lipid merupakan senyawa yang dihasilkan dari proses hidrolisis lipid, misalnya kolesterol dan asam lemak. Berdasarkan ikatan kimianya asam lemak dibedakan menjadi 2,yaitu:
  • Asam lemak Jenuh,bersifat non-esensial karena dapat disintesis oleh tubuh, Asam lemak jenuh hanya memiliki ikatan tunggal di antara atom-atom karbon penyusunnya dan pada umumnya berwujud padat pada suhu kamar.Asam lemak jenuh berasal dari lemak hewani,misalnya mentega.
  • Asam lemak tidak jenuh, bersifat esensial karena tidak dapat disintesis oleh tubuh,  asam lemak tak jenuh memiliki paling sedikit satu ikatan ganda di antara atom-atom karbon penyusunnya dan umunya berwujud cair pada suhu kamar.Asam Lema tidak jenuh berasal dari lemak nabati,misalnyya minyak goreng.
B.berdasarkan gugus polar dan non polar
1.Lipid non polar ( lipid netral ) adalah lipid yang mengandung gugus non polar, contoh: kelompok lemak (fat).Berfungsi dalam metabolisme sebagi cadangan energi.
2.Lipid yang mengandung gugus polar dan non polar, contoh: fosfolipid. Berfungsi dalam membran sel dan organel untuk melindungi isi sel dan organel sel untuk melindungi isi sel dan organel sel dari lingkungan luar sel.

C.Berdasarkan kemiripan struktur kimianya, lipid dibagi menjadi beberapa macam yaitu:

Asam lemak  
Asam lemak atau asil lemak ialah istilah umum yang digunakan untuk menjabarkan bermacam-ragam molekul-molekul yang disintesis dari polimerisasi asetil-KoA dengan gugus malonil-KoA atau metilmalonil-KoA di dalam sebuah proses yang disebut sintesis asam lemak. Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Asam lemak (bahasa Inggris: fatty acid) adalah senyawa alifatik dengan gugus karboksil. Bersama-sama dengan gliserol, asam lemak merupakan penyusun utama minyak nabati atau lemak dan merupakan bahan baku untuk semua lipid pada makhluk hidup. Asam ini mudah dijumpai dalam minyak masak (goreng), margarin, atau lemak hewan dan menentukan nilai gizinya. Secara alami, asam lemak bisa berbentuk bebas (sebagai lemak yang terhidrolisis) maupun terikat sebagai gliserida. Asam lemak terdiri dari rantai hidrokarbon yang berakhiran dengan gugus asam karboksilat; penyusunan ini memberikan molekul ujung yang polar dan hidrofilik, dan ujung yang nonpolar dan hidrofobik yang tidak larut di dalam air. Asam lemak tidak lain adalah asam alkanoat atau asam karboksilat dengan rumus kimia R-COOH or R-CO2H. Contoh yang cukup sederhana misalnya adalah H-COOH yang adalah asam format, H3C-COOH yang adalah asam asetat, H5C2-COOH yang adalah asam propionat, H7C3-COOH yang adalah asam butirat dan seterusnya mengikuti gugus alkil yang mempunyai ikatan valensi tunggal, sehingga membentuk rumus bangun alkana.Asam lemak terbagi menjadi: Asam lemak jenuh, Asam lemak tak jenuh, Garam dari asam lemak, danProstaglandin.
Ketengikan (Ingg. rancidity) terjadi karena asam lemak pada suhu ruang dirombak akibat hidrolisis atau oksidasi menjadi hidrokarbon, alkanal, atau keton, serta sedikit epoksi dan alkohol (alkanol). Bau yang kurang sedap muncul akibat campuran dari berbagai produk ini.

Aturan penamaan
Beberapa aturan penamaan dan simbol telah dibuat untuk menunjukkan karakteristik suatu asam lemak. Nama sistematik dibuat untuk menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya. Angka di depan nama menunjukkan posisi ikatan ganda setelah atom pada posisi tersebut. Contoh: asam 9-dekanoat, adalah asam dengan 10 atom C dan satu ikatan ganda setelah atom C ke-9 dari pangkal (gugus karboksil). Nama lebih lengkap diberikan dengan memberi tanda delta (Δ) di depan bilangan posisi ikatan ganda. Contoh: asam Δ9-dekanoat.
Simbol C diikuti angka menunjukkan banyaknya atom C yang menyusunnya; angka di belakang titikdua menunjukkan banyaknya ikatan ganda di antara rantai C-nya). Contoh: C18:1, berarti asam lemak berantai C sebanyak 18 dengan satu ikatan ganda.
Lambang omega (ω) menunjukkan posisi ikatan ganda dihitung dari ujung (atom C gugus metil).
Beberapa asam lemak
Berdasarkan panjang rantai atom karbon (C), berikut sejumlah asam lemak alami (bukan sintetis) yang dikenal. Nama yang disebut lebih dahulu adalah nama sistematik dari IUPAC dan diikuti dengan nama trivialnya.
Biosintesis asam lemak
Pada daun hijau tumbuhan, asam lemak diproduksi di kloroplas. Pada bagian lain tumbuhan dan pada sel hewan (dan manusia), asam lemak dibuat di sitosol. Proses esterifikasi (pengikatan menjadi lipida) umumnya terjadi pada sitoplasma, dan minyak (atau lemak) disimpan pada oleosom. Banyak spesies tanaman menyimpan lemak pada bijinya (biasanya pada bagian kotiledon) yang ditransfer dari daun dan organ berkloroplas lain. Beberapa tanaman penghasil lemak terpenting adalah kedelai, kapas, kacang tanah, jarak, raps/kanola, kelapa, kelapa sawit, jagung dan zaitun.
Proses biokimia sintesis asam lemak pada hewan dan tumbuhan relatif sama. Berbeda dengan tumbuhan, yang mampu membuat sendiri kebutuhan asam lemaknya, hewan kadang kala tidak mampu memproduksi atau mencukupi kebutuhan asam lemak tertentu. Asam lemak yang harus dipasok dari luar ini dikenal sebagai asam lemak esensial karena organisme yang memerlukan tidak memiliki cukup enzim untuk membentuknya.
Biosintesis asam lemak alami merupakan cabang dari daur Calvin, yang memproduksi glukosa dan asetil-KoA. Proses berikut ini terjadi pada daun hijau tumbuh-tumbuhan dan memiliki sejumlah variasi.
Kompleks-enzim asilsintase III (KAS-III) memadukan malonil-ACP (3C) dan asetil-KoA (2C) menjadi butiril-ACP (4C) melalui empat tahap (kondensasi, reduksi, dehidrasi, reduksi) yang masing-masing memiliki enzim tersendiri.
Pemanjangan selanjutnya dilakukan secara bertahap, 2C setiap tahapnya, menggunakan malonil-KoA, oleh KAS-I atau KAS-IV. KAS-I melakukan pemanjangan hingga 16C, sementara KAS-IV hanya mencapai 10C. Mulai dari 8C, di setiap tahap pemanjangan gugus ACP dapat dilepas oleh enzim tioesterase untuk menghasilkan asam lemak jenuh bebas dan ACP. Asam lemak bebas ini kemudian dikeluarkan dari kloroplas untuk diproses lebih lanjut di sitoplasma, yang dapat berupa pembentukan ikatan ganda atau esterifikasi dengan gliserol menjadi trigliserida (minyak atau lemak).
Pemanjangan lebih lanjut hanya terjadi bila terdapat KAS-II di kloroplas, yang memanjangkan palmitil-ACP (16C) menjadi stearil-ACP (18C). Enzim Δ9-desaturase kemudian membentuk ikatan ganda, menghasilkan oleil-ACP. Enzim tioesterase lalu melepas gugus ACP dari oleat. Selanjutnya, oleat keluar dari kloroplas untuk mengalami perpanjangan lebih lanjut.
Nilai gizi
Asam lemak mengandung energi tinggi (menghasilkan banyak ATP). Karena itu kebutuhan lemak dalam pangan diperlukan. Diet rendah lemak dilakukan untuk menurunkan asupan energi dari makanan.
Asam lemak tak jenuh dianggap bernilai gizi lebih baik karena lebih reaktif dan merupakan antioksidan di dalam tubuh.
Posisi ikatan ganda juga menentukan daya reaksinya. Semakin dekat dengan ujung, ikatan ganda semakin mudah bereaksi. Karena itu, asam lemak Omega-3 dan Omega-6 (asam lemak esensial) lebih bernilai gizi dibandingkan dengan asam lemak lainnya. Beberapa minyak nabati (misalnya α-linolenat) dan minyak ikan laut banyak mengandung asam lemak esensial (lihat macam-macam asam lemak).
Karena mudah terhidrolisis dan teroksidasi pada suhu ruang, asam lemak yang dibiarkan terlalu lama akan turun nilai gizinya. Pengawetan dapat dilakukan dengan menyimpannya pada suhu sejuk dan kering, serta menghindarkannya dari kontak langsung dengan udara.
Asam lemak esensial merupakan sebutan bagi asam lemak yang tidak dapat dibuat sendiri oleh suatu spesies hewan (termasuk manusia), atau dapat dibuat tetapi tidak mencukupi kebutuhan minimal yang diperlukan untuk memenuhi fungsi fisiologinya. Hal ini terjadi karena spesies yang bersangkutan tidak memiliki,atau memiliki tetapi kurang fungsional, enzim yang bertanggung jawab dalam melakukan sintesis asam lemak tersebut.
Bagi setiap spesies, asam lemak yang esensial berbeda-beda. Bagi manusia, asam lemak esensial mencakup golongan asam lemak tak jenuh jamak (polyunsaturated fatty acids, PUFA) tipe cis, khususnya dari kelompok asam lemak Omega-3, seperti misalnya asam α-linolenat (ALA), Asam eikosapentaenoat (EPA), dan asam dokosaheksaenoat (DHA), dan asam lemak Omega-6, seperti misalnya asam linoleat. Tubuh manusia tidak mampu menghasilkan enzim desaturase tetapi mampu memanjangkan dan merombak PUFA.
  • Kucing tidak mampu memanjangkan asam linoleat menjadi asam arakidonat (ARA) (suatu asam lemak Omega-6) yang diperlukannya karena tidak mempunyai enzim untuk keperluan itu. Tumbuhan tidak menghasilkan ARA, maka kucing menjadi karnivora obligat untuk memenuhi keperluan ini.
Sumber asam lemak esensial
Sumber-sumber penting PUFA Omega-3 dan Omega-6 mencakup ikan laut (seperti tuna, kod, sardin), kerang, biji flax, minyak kedelai, minyak raps, minyak chia, biji blewah, sayuran berdaun, dan walnut. Minyak kelapa bukan sumber PUFA. Minyak inti sawit mengandung asam linoleat meskipun tidak banyak.

Gliserolipid
Gliserolipid tersusun atas gliserol bersubstitusi mono-, di-, dan tri-, yang paling terkenal adalah ester asam lemak dari gliserol (triasilgliserol), yang juga dikenal sebagai trigliserida. Di dalam persenyawaan ini, tiga gugus hidroksil gliserol masing-masing teresterifikasi, biasanya oleh asam lemak yang berbeda. Karena ia berfungsi sebagai cadangan makanan, lipid ini terdapat dalam sebagian besar lemak cadangan di dalam jaringan hewan. Hidrolisis ikatan ester dari triasilgliserol dan pelepasan gliserol dan asam lemak dari jaringan adiposa disebut "mobilisasi lemak".
Subkelas gliserolipid lainnya adalah glikosilgliserol, yang dikarakterisasi dengan keberadaan satu atau lebih residu monosakarida yang melekat pada gliserol via ikatan glikosidik. Contoh struktur di dalam kategori ini adalah digalaktosildiasilgliserol yang dijumpai di dalam membran tumbuhan dan seminolipid dari sel sperma mamalia.
Gliserida adalah ester dari asam lemak dan sejenis alkohol dengan tiga gugus fungsional yang disebut gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol). Karena gliserol memiliki tiga gugus fungsional alkohol, asam lemak akan bereaksi untuk membuat tiga gugus ester sekaligus. Gliserida dengan tiga gugus ester asam lemak disebut trigliserida. Jenis asam lemak yang terikat pada ketiga gugus tersebut seringkali tidak berasal dari kelas asam lemak yang sama.
Fosfolipid
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/d/d2/Phosphatidyl-Ethanolamine.png/300px-Phosphatidyl-Ethanolamine.png

Fosfatidiletanolamina
(Glisero)fosfolipid (bahasa Inggris: phospholipid, phosphoglycerides, glycerophospholipid) sangat mirip dengan trigliserida dengan beberapa perkecualian. Fosfolipid terbentuk dari gliserol (nama IUPAC, 1,2,3-propantriol) dengan dua gugus alkohol yang membentuk gugus ester dengan asam lemak (bisa jadi dari kelas yang berbeda), dan satu gugus alkohol membentuk gugus ester dengan asam fosforat.
Gliserofosfolipid, juga dirujuk sebagai fosfolipid, terdapat cukup banyak di alam dan merupakan komponen kunci sel lipd dwilapis, serta terlibat di dalam metabolisme dan sinyal komunikasi antar sel. Jaringan saraf termasuk otak, mengandung cukup banyak gliserofosfolipid. Perubahan komposisi zat ini dapat mengakibatkan berbagai kelainan saraf.
Contoh gliserofosfolipid yang ditemukan di dalam membran biologis adalah fosfatidilkolina (juga dikenal sebagai PC, GPCho, atau lesitin), fosfatidiletanolamina (PE atau GPEtn), dan fosfatidilserina (PS atau GPSer). Selain berperan sebagai komponen primer membran sel dan tempat perikatan bagi protein intra- dan antarseluler, beberapa gliserofosfolipid di dalam sel-sel eukariotik, seperti fosfatidilinositol dan asam fosfatidat adalah prekursor, ataupun sendirinya adalah kurir kedua yang diturunkan dari membran. Biasanya, satu atau kedua gugus hidroksil ini terasilasi dengan asam lemak berantai panjang, meskit terdapat gliserofosfolipid yang terikat dengan alkil dan 1Z-alkenil (plasmalogen). Terdapat juga varian dialkileter pada arkaebakteria.
Gliserofosfolipid dapat dibagi menurut sifat kelompok-kepala polar pada posisi sn-3 dari tulang belakang gliserol pada eukariota dan eubakteria, atau posisi sn-1 dalam kasus archaea.
Karena pada gugus ester asam fosforat masih mempunyai satu ikatan valensi yang bebas, biasanya juga membentuk gugus ester dengan alkohol yang lain, misalnya alkohol amino seperti kolina, etanolamina dan serina. Fosfolipid merupakan komponen yang utama pada membran sel lapisan lemak. Fosfolipid yang umum dijumpai adalah:
  • Lecitin yang mengandung alkohol amino jenis kolina
  • Kepalin yang mengandung alkohol amino jenis serina atau etanolamina.
Sifat fosfolipid bergantung dari karakter asam lemak dan alkohol amino yang diikatnya.


Sfingolipid
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/9/92/Sphingomyelin-horizontal-2D-skeletal.png/300px-Sphingomyelin-horizontal-2D-skeletal.png
Sfingomielin
Sfingolipid adalah keluarga kompleks dari senyawa-senyawa yang berbagi fitur struktural yang sama, yaitu kerangka dasar basa sfingoid yang disintesis secara de novo dari asam amino serina dan asil lemak KoA berantai panjang, yang kemudian diubah menjadi seramida, fosfosfingolipid, glisosfingolipid, dan senyawa-senyawa lainnya.
Nama sfingolipid diambil dari mitologi Yunani, Spinx, setengah wanita dan setengah singa yang membinasakan siapa saja yang tidak dapat menjawab teka-tekinya. Sfingolipid ditemukan oleh Johann Thudichum pada tahun 1874 sebagai teka-teki yang sangat rumit dari jaringan otak.
Sfingolipid adalah jenis lemak kedua yang ditemukan di dalam membran sel, khususnya pada sel saraf dan jaringan otak. Lemak ini tidak mengandung gliserol, tetapi dapat menahan dua gugus alkohol pada bagian tengah kerangka amina.
Fosfosfingolipid utama pada mamalia adalah sfingomielin (seramida fosfokolina), sementara pada serangga terutama mengandung seramida fosfoetanolamina dan pada fungi memiliki fitoseramida fosfoinositol dan gugus kepala yang mengandung manosa.
Basa sfingoid utama mamalia biasa dirujuk sebagai sfingosina. Seramida (Basa N-asil-sfingoid) adalah subkelas utama turunan basa sfingoid dengan asam lemak yang terikat pada amida. Asam lemaknya biasanya jenuh ataupun mono-takjenuh dengan panjang rantai dari 16 atom karbon sampai dengan 26 atom karbon.
Glikosfingolipid adalah sekelompok molekul beraneka ragam yang tersusun dari satu residu gula atau lebih yang terhubung ke basa sfingoid melalui ikatan glikosidik.

Lipid sterol
Lipid sterol, seperti kolesterol dan turunannya, adalah komponen lipid membran yang penting, bersamaan dengan gliserofosfolipid dan sfingomielin. Steroid, semuanya diturunkan dari struktur inti empat-cincin lebur yang sama, memiliki peran biologis yang bervariasi seperti hormon dan molekul pensinyalan. Steroid 18-karbon (C18) meliputi keluarga estrogen, sementara steroid C19 terdiri dari androgen seperti testosteron dan androsteron. Subkelas C21 meliputi progestagen, juga glukokortikoid dan mineralokortikoid. Sekosteroid, terdiri dari bermacam ragam bentuk vitamin D, dikarakterisasi oleh perpecahan cincin B dari struktur inti. Contoh lain dari lemak sterol adalah asam empedu dan konjugat-konjugatnya, yang pada mamalia merupakan turunan kolesterol yang dioksidasi dan disintesis di dalam hati. Pada tumbuhan, senyawa yang setara adalah fitosterol, seperti beta-Sitosterol, stigmasterol, dan brasikasterol; senyawa terakhir ini juga digunakan sebagai bagi pertumbuhan alga. Sterol dominan di dalam membran sel fungi adalah ergosterol.
Lipid prenol
Lipid prenol disintesis dari prekursor berkarbon 5 isopentenil pirofosfat dan dimetilalil pirofosfat yang sebagian besar dihasilkan melalui lintasan asam mevalonat (MVA). Isoprenoid sederhana (alkohol linear, difosfat, dan lain-lain) terbentuk dari adisi unit C5 yang terus menerus, dan diklasifikasi menurut banyaknya satuan terpena ini. Struktur yang mengandung lebih dari 40 karbon dikenal sebagai politerpena. Karotenoid adalah isoprenoid sederhana yang penting yang berfungsi sebagai antioksidan dan sebagai prekursor vitamin A. Contoh kelas molekul yang penting secara biologis lainnya adalah kuinon dan hidrokuinon yang mengandung ekor isoprenoid yang melekat pada inti kuinonoid yang tidak berasal dari isoprenoid. Vitamin E dan vitamin K, juga ubikuinon, adalah contoh kelas ini. Prokariota mensintesis poliprenol (disebut baktoprenol) yang satuan isoprenoid terminalnya yang melekat pada oksigen tetap tak jenuh, sedangkan pada poliprenol hewan (dolikol) isoprenoid terminalnya telah direduksi.


Sakarolipid
http://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/thumb/3/3c/Kdo2-lipidA.png/300px-Kdo2-lipidA.png

Struktur sakarolipid Kdo2-Lipid A. Residu glukosamina berwarna biru, residu Kdo berwarna merah, rantai asil berwarna hitam, dan gugus fosfat berwarna hijau.
Sakarolipid (bahasa Inggris: saccharolipid, glucolipid) adalah asam lemak yang terikat langsung dengan molekul glukosa dan membentuk struktur yang sesuai dengan membran dwilapis. Pada sakarolipid, monosakarida mengganti ikatan gliserol dengan asam lemak, seperti yang terjadi pada gliserolipid dan gliserofosfolipid.
Sakarolipid yang paling dikenal adalah prekursor glukosamina terasilasi dari komponen lipid A lipopolisakarida pada bakteri gram-negatif. Molekul Lipid-A yang umum adalah disakarida dari glukosamina, yang diturunkan sebanyak tujuh rantai asil-lemak. Lipopolisakarida minimal yang diperlukan untuk pertumbuhan E. coli adalah Kdo2-Lipid A, yakni disakarida berheksa-asil dari glukosamina yang diglikosilasikan dengan dua residu asam 3-deoksi-D-mano-oktulosonat (Kdo). Proses hidrolisis sakarolipid akan menghasilkan amino gula.
Poliketida
Poliketida adalah metabolit sekunder yang terbentuk melalui proses polimerisasi dari asetil dan propionil oleh enzim klasik maupun enzim iteratif dan multimodular yang berbagi fitur mekanistik yang sama dengan asam lemak sintasi. Enzim yang sering digunakan adalah poliketida sintase,  melalui proses kondensasi Claisen.
Poliketida merupakan metabolit sekunder yang dihasilkan secara alami oleh bakteri, fungi, tumbuhan, hewan, sumber daya laut dan organisme yang memiliki keanekaragaman struktural yang tinggi.
Banyak poliketida berupa molekul siklik yang kerangkanya seringkali dimodifikasi lebih jauh melalui glikosilasi, metilasi, hidroksilasi, oksidasi, dan/atau proses lainnya untuk menimba manfaat dari sifat antibiotik yang dimiliki. Beberapa jenis poliketida bahkan bersifat anti kanker, dapat menurunkan kolesterol serta menunjukkan efek imuno-supresif. Sejumlah senyawa antimikroba, antiparasit, dan antikanker merupakan poliketida atau turunannya, seperti eritromisin, antibiotik tetrasiklin, avermektin, dan antitumor epotilon.
 Garam lemak
Sabun adalah campuran dari natrium hidroksida berbagai asam lemak yang terdapat di alam bebas.
Sabun terbuat melalui proses saponifikasi asam lemak. Biasanya digunakan natrium karbonat atau natrium hidroksida untuk proses tersebut.
Secara umum, reaksi hidrolisis yang terjadi dapat dirumuskan:
asam lemak + NaOH ---> air + garam asam lemak
Jenis sabun yang dihasilkan bergantung pada jenis asam lemak dan panjang rantai karbonnya. Natrium stearat dengan 18 karbon adalah sabun yang sangat keras dan tidak larut. Seng stearat digunakan pada bedak talkum karena bersifat hidrofobik. Asam laurat dengan 12 karbon yang telah menjadi natrium laurat sangat mudah terlarut, sedangkan asam lemak dengan kurang dari 10 atom karbon tidak digunakan menjadi sabun karena dapat menimbulkan iritasi pada kulit dan berbau kurang sedap.

Parafin
Parafin (bahasa Inggris: wax) adalah lemak yang terbentuk dari esterisasi alkohol yang mempunyai rumus bangun yang panjang, dengan asam lemak. Alkohol dapat mengandung 12 hingga 23 atom karbon. Parafin dapat ditemukan di alam sebagai pelindung daun dan sel batang untuk mencegah agar tanaman tidak kehilangan air terlalu banyak. Karnuba ditemukan pada dedaunan pohon palem Brasil dan digunakan sebagai pelumas untuk lantai maupun mobil. Lanolin adalah parafin pada bulu domba. Beeswax adalah cairan parafin yang disekresi lebah untuk membangun sel tempat untuk madu dan telur lebah.
Parafin yang digunakan pada pembuatan lilin bukan melalui esterisasi, melainkan merupakan campuran dari alkana dengan berat molekul yang besar. Pelumas untuk telinga dibuat dari campuran fosfolipid dan ester dari kolesterol.
Paraffin padat walau kelihatannya seperti malam, sering disebut salah sebagai paraffin wax adalah campuran dari senyawa hidrokarbon padat dan bukan ester. Lilin hanya larut dalam pelarut lemak, sebab itu lilin pada tumbuhan berfungsi sebagai lapisan pelindung dari air, lilin tidak berfungsi sebagai bahan nutrisi, sebab tidak terhidrolisis dan tidak diuraikan oleh enzim pengurai pada lemak.
Tabel 3.2. Daftar Malam Yang Digunakan
Nama Jenis
Sumber
Kegunaan
Malam Lebah
Sarang lebah
Semir dan Farmasi
Spermasati
Sejenis Ikan Paus
Bahan Kecantikan dan Lilin
Karnauba
Carnauba Palm
Semir Lantai dan Mobil
Lanolin
Wool (bulu Domba)
Salep / Farmasi
Nama Jenis
Senyawa Kimia
Nama Kimia
Malam Lebah
C15H31COOC30H61
Mirisilpalmitat
Spermasati
C15H31COOC16H33
Setilpalmitat
Karnauba
C25H31COOC30H61
Mirisilserotat


C.PROSES PENCERNAAN LIPID DALAM TUBUH
1. Mulut
                 Secara singkat proses pencernaan lemak sudah dimulai dari mulut, yakni dengan dikeluarkannya enzim lingual lipase yang akan memecah sebagian kecil lemak ke dalam komponen yang lebih sederhana. Saat memasuki esofagus, lemak dalam bolus akan dilembekkan dengan suhu esofagus. Kemudian lemak akan masuk ke lambung dan dimulailah pencernaan yang sesungguhnya.
2. Lambung
     Lambung mensekresikan getah lambung yaitu cairan jernih bewarnakuning pucat yang mengandung HCL 0,2-0,5% dengan pH sekitar 1,0.Getah lambung terdiri atas 97-99% air. Sisanya berupa musin (lendir)serta garam anorganik dan enzim pencernaan yaitu, pepsin renin sertalipase. Enzim lipase inilah yang akan mencerna makanan yangmengandung lemak.Panas lambung merupakan faktor penting untuk mencairkanmassa lemak yang berasal dari makanan den proses emulsifikasinyaterjadidenagn bantuan kontraksi peristaltik. Lambung menyekresikanlipase lambung (lipase gastrik) yang pada manusia merupakan lipaseprodeudenal utama. Lipase lingualdan gastrik memulai pencernaanlemak dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung asamlemak rantai pendek. Sedanga, dan pada umumnya asam lemak tak jenuh rantai panjang untuk membentuk terutama asam lemak bebas dan1,2-diasilgliserol dengan ikatan sn-3 ester sebagai tempat hidrolisisutamanya. Enzim ini hancur pada pH rendah, tetapi bekerja aktif
     Panas lambung merupakan faktor penting untuk mencairkan massa lemak yang berasal dari makanan den proses emulsifikasinya terjadidenagn bantuan kontraksi peristaltik. Lambung menyekresikan lipase lambung (lipase gastrik) yang pada manusia merupakan lipase prodeudenal utama. Lipase lingualdan gastrik memulai pencernaan lemak dengan menghidrolisis triasilgliserol yang mengandung asam lemak rantai pendek. Sedangkan, dan pada umumnya asam lemak tak jenuh rantai panjang untuk membentuk terutama asam lemak bebas dan 1,2-diasilgliserol dengan ikatan sn-3 ester sebagai tempat hidrolisis utamanya. Enzim ini hancur pada pH rendah, tetapi bekerja aktif setelah makan karena kerja pendaparan yang dimiliki protein makanan di dalam lambung. Nilai optimum pH yang dimiliki cukup luas yaitu sekitar 3,0-6,0.
     Lipase prodeudenal berperan penting selama periode neonatal, yaitu pada seaat aktivitas lipase pankreas masih rendah sementara lemak susu harus dicerna. Akibat waktu retensi selama 2-4 jam di dalam lambung, sekitar 30% triasilgliserol makanan dapat diserap pada selang waktu tersebut, sebaian besar pada satu jam pertama. Lemak susu mengandung asam lemak rantai sedang dan pendek yang cenderung mengalami esterifikasi pada posisi sn-3. Oleh sebab itu, lemak susu merupakan substrat yang baik bagi enzim lipase gastrik. Asam lemak hidrofilik rantai pendek dan sedang yang dilepas akan diserap melalui dinding lambung dan masuk ke vena porta, sementara asam lemak rantai panjang larut di dalam droplet lemak dan terus melintas ke deudenum.
3. Usus Halus
     Asam lemak rantai panjang yang tidak diserap oleh dinding lambung akan melintas menuju ke deudenum bersama dengan kimus (isi lambung) yang lainnya. Setelah masuk ke deudenum, isi lambung akan diemulsikan dengan garam empedu dan getah pankreas yang disekresikan masing-masing dari empedu dan dari pankreas. Di dalam usus inilah ynag nantinya akan menguraikan asam lemak yang belum dapat diabsorbsi sehingga nantinya sapat diabsorbai di lumen usus.
     Lipase pankreas mula-mula akan menyerang hubungan (link) esrer primer triasilgliserol. Lipase pankreas bekerja pada antarmuka (interface) air minyak droplet lipid yang teremulsi halus dan terbentuk akibat gerak agitasi mekanik di dalam usus adanya produk hasil kerja lipase lingual dan gastrik, yaitu garam empedu, kolipase (protein di dalam getah pankreas), fosfolipid, dan fosfolipase A2 (juga terdapat dalam getah pankreas).
                 Kemunculan asam-asam lemak bebas akibat kerja lipase lingual dan gastrik memfasilitasi hidrolisis oleh lipase pankreas, khususnya hidrolisis triasilgliserol susu. Fosfolipase A2 dan kolipase disekresikan dalam bentuk–pro dan membutuhkan pengaktifan ikatan peptida spesifik oleh hidrolisis triptik. Pengaktifan prolipase terjadi dengan pengeluaran pentapeptida dari ujung terminal amino. Pentaamino inilah yang bekerja sebagai sinyal atas rasa kenyang untuk lipid dan diberi nama enterostatin.
                 Karena sulitnya ikatan ester sekunder di dalam triasilgliserol dihidrolisis oleh lipase pankreas, pencernaan triasilgliserol berlangsung dengan pengeluaran bagian terminal asam lemak untuk mrnghasilkan 2-monoasilgliserol. Mengingat bagian asam lemak ini berangkai melalui suatu ikatan ester sekunder, agar terjadi hidrolisis sempurna, pengeluarannya memerlukan reaksi isomerasi menjadi ikatan ester primer. Peristiwa ini merupakan peristiwa yang berjalan cukup lambat, akibatnya 2-monoasilgliserol menjadi produk akhir utama dari pencernaan triasilgliserol dan hanya seperepmat jumlah triasilgliserol yang dikonsumsi dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
4.Usus Besar
Sisa lemak dan kolesterol terkurung dlm serat makan dan dikeluarkan melalui feses.
Tabel : Proses Pencernaan Lipid
Saluran Pencernaan
Proses Pencernaan
1. Mulut
Bercampur dengan kelenjar ludah yang mengandung enzim lipase lingual
2. Esofagus
Tidak ada pencernaan
3. Lambung
  Lipase lingual memulai hidrolisis terbatas: trigliserida menjadi digliserida dan asam lemak
Lemak susu lebih banyak dihidrolisis
Lipase lambung menghidrolisis lemak dalam jumlah terbatas
4. Usus Halus
Bahan empedu mengemulsi lemak.
Lipase dari pangkreas dan dinding usus halus menghidrolisis lemak dalam bentuk emulsi menjadi digliserida, monogliserida, asam lemak dan gliserol
Fosfolipase dari pancreas menghidrolisis fosfolipid menjadi asam lemak dan lisofosfogliserida.
Kolesterol esterase dari pancreas menghidrolisis ester kolesterol
5. Usus Besar
Sisa lemak dan kolesterol terkurung dlm serat makan dan dikeluarkan melalui feses


D. PENYERAPAN LIPID
                 Hasil pencernaan dari lemak akan diserap kembali ke dalam membran mukosa usus halus dengan cara difusi pasif. Absorbsi ini paling banyak terjadi di jejenum. Untuk bentuk gliserol, asam lemak rantai pendek (C4-C6), dan asam lemak rantai panjang (C8-C10) dapat langsung diserap menuju aliran darah. Sedangkan bagi asam lemak dengan rantai panjang, monogliserida harus diubah menjadi trigliserida dahulu. Trigliserida dan lipida besar lainnya (kolestrol, fosfolipida) kemudian diabsorbsi secara aktif dan menghasilkan kilomikron (jenis lipoprotein—alat angkut lipida). Kilomikron membawa lipida ke jaringan – jaringan adiposa melewati limfe menuju ke darah.

Hasil Pencernaan Lipid
Absorpsi
Gliserol
Asam lemak rantai pendek (C4-6)
Asam lemak rantai menengah (C8-10)
Diserap langsung ke dalam darah
Asam lemak rantai panjang
Monogliserida
Diubah menjadi trigliserida di dalam sel-sel usus halus
Trigliserida
Kolesterol
Fosfolipida
Membentuk kilomikron, masuk ke dalam limfe kemudian ke dalam darah
Tabel : Penyerapan Lipid
E.TRANSPORTASI  LIPID
Di dalam retikulum endoplasma halus dari sel epitel usus, asam lemak bebas bergabung dengan monogliserida membentuk trigliserida. Sintesis protein di sel epitel berfungsi untuk mengemas trigliserida, fosfolipid dan kolesterol membentuk kilomikron.
Pada dasarnya kilomikron mengemulsi lemak sebelum masuk ke aliran darah. Proses ini menyerupai kegiatan lesitin dan asam lemak usus halus dalam upaya mengemulsi lemak makanan selama proses pencernaan.
Dalam absorbsi trigliserida dan lipida besar lainnya (kolesterol) yang terbentuk dalam usus halus dikemas untuk diabsorbsi secara aktif dan ditransportasi oleh darah. Bahan bahan ini tergabung dengan protein yang khusus dan membentuk alat angkut lipid yang dinamakan lipoprotein. Tubuh membentuk empat macam lipoprotein, yaitu:
a. Kilomikron
          Merupakan transport lemak dari mukosa usus ke jaringan. Pemecahan dibantu enzim lipase lipoprotein. kilomikron dipecah menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak selanjutnya masuk ke otot untuk dimanfaatkan energinya atau disimpan dalam bentuk lemak di jaringan adiposa.
b.VLDL (very low – density lypoproteins)
                 Merupakan transport lemak dari hati ke jaringan. VLDL mengalami pengubahan menjadi LDL. Asam lemak masuk ke otot dan jaringan adiposa sedangkan gliserol dan LDL kembali ke hati.
c.LDL (low – density lypoproteins)
         Berperan mengangkut kolesterol ke jaringan perifer.

d.HDL (high – density lypoproteins)
                 Merupakan transport fosfolipid da kolesterol ke hati. HDL adalah lipoprotein yang       bersirkulasi secara kontinyu. HDL mengandung suatu enzim yang mengubah kolesterol bebas menjadi ester kolesterol.
Lipoprotein yang mengangkut lemak dari saluran cerna ke dalam tubuh dinamakan kilomikron. Kilomikron diabsorbsi melalui dinding usus halus ke dalam sistem limfe untuk kemudian melalui duktus torasikus di sepanjang tulang belakang masuk ke dalam vena besar tengkuk dan seterusnya masuk ke dalam aliran darah.

F. EKSKRESI LIPID
     Sebagian besar orang dewasa dapat mencerna dan mengabsorbsi lemak hingga 95%, sisanya, akan dikeluarkan dari tubuh melalui feses. Garam empedu yang sususannya terdiri dari kolestrol di dalam usus halus dapat diserap oleh jenis serat tertentu yang selanjutnya akan ikut dikeluarkan melalui feses. Hal ini dapat menurunkan kadar kolestrol darah.

G. UTILISASI / FUNGSI LIPID
                 Fungsi Lipid (Lemak) bagi Tubuh :
     Sebagai komponen dasar dari membran sel.
     Sebagai sumber energi yang lebih efektif disbanding karbohidrat dan protein (9:4)
     Menghemat penggunaan protein sebagai sumber energi.
  Lemak khususnya minyak nabati mengandung asam-asam lemak esensial, (seperti linoleat, lenolenat dan arakidonat),
      Berperan sebagai sumber sekaligus pelarut/alat angkut bagi vitamin A, D, E dan K.
     Sebagai cadangan energi,
     Keberadaan simpanan lemak dapat sebagai pelindung organ penting,
     Keberadaan lemak bawah kulit melindungi terhadap perubahan suhu luar mendadak dan dari kehilangan panas yang tidak terduga.

                 Fungsi Lemak dalam Pangan :
     Media penghantar panas, seperti: minyak goreng, shortening (mentega putih), lemak (gajih), mentega dan margarin.
•      Menambah kalori (padat gizi/energi)
     Memperbaiki tektur dan cita rasa.
     Selama proses pencernaan, lemak meninggalkan perut lebih lambat dibanding karbohidrat dan protein sehingga menangguhkan rasa lapar dan menyebabkan rasa puas pada seseorang.




contoh sediaan lipid (lemak) dari tumbuhan dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Nama minyak lemak
Tumbuhan asal
Bagian yang digunakan
Kandungan minyak (%)
Komposis asam lemak (%)
Kegunaan / keterangan
Oleum Amygdalarum
Prunus amygdalus
Var. Dulcis atau amara (Rosaceae)
Biji
40-55%
Oleat (62-86%)
Linoleat (7-30%)
Palmitat (4-9 %)
Stearat (1-2%)
Dasar emolien,
Kecantikan
Oleum Arachidis
(Minyak Kacang)
Arachis hypogaea
(Leguminosae)
Biji
45-55%
Oleat (35-72%)
Linoleat (13-43%)
Palmitat (7-16%)
Stearat (1-7%)
Behenat (1-5%)
Arakidat (13%)
Dasar emolien,

Minyak makan
Oleum Ricini
(Minyak jarak)
Ricinus communis
(Euphorbiaceae)
Biji
35=55%
Risinoleat (80-90%)
Oleat (4-9%)
Linoleat (2-7%)
Palmitat (2-3%)
Stearat (2-3%)
Dasar emolien,
Purgatif, sabun
Oleum cocos
(Minyak kelapa)
Cocos nucifera
(Palmae)
Biji
65-68%
Laurat (43-53%)
Miristat (15-21%)
Palmitat (7-11%)
Kaprilat (5-10%)
Kaprat (5-10%)
Oleat (6-8%)
Stearat (2-4 %)
Sabun, minyak makan, sampo Fraksinasi minyak kelapa kandungan utama asam kaprilat dan kaprat (untuk diet)
Oleum Gossypii
(Minyak biji kapas)
Gossypium hirsutum
(Malvaceae)
Biji
15-35%
Linoleat (33-58%)
Palmitat (17-29%)
Oleat (13-44%)
Stearat (1-4%)
Sterkulat dan malvalat
Sabun, minyak untuk injeksi mengandung gosipol (1,1-1,3%) antifertilitas laki-laki
Oleum Maydis
(minyak jagung)
Zea mays
(poaceae = Graminae)
Embrio
33-39%
Linoleat (34-62%)
Oleat (19-50%)
Palmitat (8-19%)
Stearat (0-4%)
Minyak makan, pelengkap diet, pelarut untuk injeksi
Oleum Olivarum
(Minyak zaitun)
Olea europaea
(Oleaceae)
Buah
15-40%
Oleat (56-85%)
Linoleat (4-20%)
Palmitat (6-20%)
Stearat (1-4%)
Minyak makan, dasar emolien
Oleum Elaeis
(Minyak sawit)
Elaeis guineensis
(Palmae = Arecaceae)
Daging buah
45-50%
Laurat (40-52%)
Miristat (14-18%)
Oleat (9-16%)
Palmitoleat (6-10%)
Kaprilat (3-6%)
Kaprat (3-5%)
Stearat (1-4%)
Linoleat (1-3%)
Sabun, minyak makan
Dengan menghidrogenasi dan mengfraksi, hasilnya digunakan untuk basis supositoria
Oleum Soyae
(Minyak kedelai)
Glycine max
(Leguminosae)
Biji
18-20%
Linoleat (44-62%)
Oleat (19-30%)
α-linoleat (4-11%)
Palmitat (7-14%)
Stearat (1-5%)
Minyak makan dan pelengkap diet
Oleum Sesami
(Minyak wijen)
Sesamum indicum
(Pedaliaceae)
Biji
44-54%
Oleat (35-50%)
Linoleat (35-50%)
Palmitat (7-12%)
Stearat (4-6%)
Sabun, minyak makan, pelarut injeksi
Oleum Cacao
Theobroma cacao
(Sterculiaceae)
Biji
35-50%
Oleat (35%)
Stearat (35%)
Palmitat (26%)
Linoleat (3 %)
Basis supositoria, coklat, cacao butter berbentuk padat
Oleum Helianthi
(Minyak bunga matahari)
Helianthus annuus
(Compositae)
Biji
22-36%
Oleat (30%)
Linoleat (60%)
Palmitat (6,5%)
Stearat (5,5 %)
Minyak makan


Contoh lipid (lemak) yang berasal dari hewan:
   Lemak yang berasal dari hewan : dari sapi (Bos taurus; Bovidae) disebut cowvet untuk makanan; dari domba (Ovis aries; Bovidae) disebut Adeps lanae untuk dasar salep pelembab; dari hati ikan (Gadus morrhua; Gadidae) disebut Oleum Iecoris Aselli (cod-liver oil) untuk sumber vitamin A dan D, serta EPA dan DHA, sedangkan halibut liver oil berasal dari Hippoglussus vulgaris (Pleumectideae) dengan kegunaan sama dengan minyak ikan; Adeps suillus berasal dari lemak perut babi (Sus; Suidae) digunakan dalam makanan.