Sabtu, 12 April 2014

ALKALOID




A.    PENGERTIAN
Alkaloid adalah sebuah golongan senyawa basa bernitrogen yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat di tetumbuhan (tetapi ini tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino, peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan ini.
Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan sumber asal molekulnya (precursors), didasari dengan metabolisme pathway (metabolic pathway) yang dipakai untuk membentuk molekul itu. Kalau biosintesis dari sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid digolongkan menurut nama senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak mengandung nitrogen (karena struktur molekulnya terdapat dalam produk akhir. sebagai contoh: alkaloid opium kadang disebut "phenanthrenes"), atau menurut nama tumbuhan atau binatang dimana senyawa itu diisolasi
B.     SEJARAH
      Sejarah alkaloid hampir setua peradaban manusia.  Manusia telah menggunakan obat-obatan  yang  mengandung  alkaloid  dalam  minuman,  kedokteran,  the,  tuan  atau  tapal,  dan  racun selama 4000 tahun. Tidak  ada usaha untuk mengisolasi komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan abad ke sembilan belas.Obat-obatan  pertama  yang  diketemukan  secara  kimia  adalah  opium,  getah  kering,Apium Papaver  somniferum.Opium  telah  digunakan  dalam  obat-obatan  selama  berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai analgesik maupun narkotik telah diketahui.

 Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin.Dalam tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasidi Paris, melanjutkan penelitian di bidang  kimia alkaloid  yang menakjubkan. Daintara   alkaloid yang  diperoleh  dalam  waktu  singkat  tersebut  adalah  Stikhnin,  Emetin,  Brusin,  Piperin,  kaffein,Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin.
Pada tahun 1826, Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang memiliki  sejarah  cukup  terkenal.  Alkaloid  tersebut  tidak  hanya  yang  bertanggung  jawab  atas kematian  Socrates  akibat  dari  hisapan  udara  yang  beracun,  tetapi  karena  struktur  molekulnya yang  sederhana.  Koniin  merupakan  alkaloid  pertama  yang  ditentukan  sifat-sifatnya  (1870)  dan yang  pertama  disintesis  (1886).  Selama  tahun  1884  telah  ditemukan  paling  sedikit  25  alkaloid hanya dari Chinchona. Kompleksitas alkaloid merupakan  penghalang elusidasi struktur molekul selama  abad  ke  sembilan  belas  bahkan  pada  awal  abad  ke  dua  puluh.  Sebagai  contoh  adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali oleh Pelletier dan Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat ditentukan oleh Robinson dan kawan-kawan pada tahun 1946 setelah melakukan pekerjaan kimia yang ekstra sukar selama hampir 140 tahun.

C.    SUMBER ALKALOID
             Pada  waktu  yang  lampau  sebagian  besar  sumber  alkaloid  adalah  pada  tanaman berbunga,  angiosperma  (Familia  Leguminoceae,  Papavraceae,  Ranunculaceae,  Rubiaceae, Solanaceae,Berberidaceae)  dan  juga  pada  tumbuhan  monokotil  (Familia  Solanaceae  dan Liliaceae). Pada tahun-tahun berikutnya penemuan sejumlah besar alkaloid terdapat pada hewan, serangga,  organisme  laut,  mikroorganisme  dan  tanaman  rendah. 
Beberapa  contoh  yang  terdapat pada  berbagai  sumber  adalah  isolasi  muskopiridin  dari  sebangsa  rusa;  kastoramin  dari  sejenis musang  Kanada.

            Di  dalam  tanaman  yang  mengandung  alkaloid,  alkaloid  mungkin  terlokasi (terkonsentrasi) pada  jumlah  yang  tinggi pada bagian tanaman  tertentu. Sebagai contoh  reserpin  terkonsentrasi pada akar (hingga dapat diisolasi) Rauvolfia sp ; Quinin terdapat dalam kulit, tidak pada daun Cinchona ledgeriana ; dan morfin terdapat pada getah atau latex Papaver samniferum.

D.    PENAMAAN, CONTOH , SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA
1.   Penamaan
            Karena  begitu  banyak  tipe  alkaloid  maka  tidak  mungkin  diadakan  penyatuan penamaan.  Bahkan  dalam  satu  kelompok  alkaloid,  sering  terjadi  tidak  adanya  sistem  penamaan dan  penomeran  yang  konsisten.  Suatu  contoh,  adalah  alkaloid  indol,  dimana  banyak  terdapat  kerangka  yang  berbeda.  Kebanyakan  dalam  bidang  ini  sistem  penomeran  yang  digunakan didasarkan  pada  biogenesis,  namun  sayang Chemical  Abstract  mempunyai  sistem  penomeran yang sangat membingungkan untuk setiap kerangka individu.
            Kharaktersistik yang lazim penamaan alkaloid adalah bahwa nama berakhiran ”ina”. Disamping itu alkaloid, seperti bahan alam yang lain, diberi nama yang dikenal ”trivial” (yaitu non-sistematik).  Mereka  mungkin  diturunkan  dari  nama  genus  (contoh    atropin  dari Atropa belladonna) ; dari  nama species (contoh, kokain dari Erythroxyloncoca) ; dari  nama  yang  lazim untuk  obat-obatan/aktifitas  fisiologik  (contoh,  emetin,  emetat),  atau  dari  nama  pakar  kimia alkaloid yang terkenal/penemunya (contoh, pelletierina).
2.Contoh tanaman alkaloid
a.Lobelia; Lobelia inflate (Campanulaceae); Lobeliae Herb
Kegunaan: stimulant, spasmodic asma, bronchitis kronik.(alkaloid piridin-piperidina)
http://bismillahdodbest.files.wordpress.com/2012/03/lobelia.jpg?w=497
            b.Pomegranate;  Punica granatum L.( Punicaceae); Punicae fructus
kegunaan: antioxidant, anti malarial, dan anti microbial tannin fraction, allagitanin dan phenolic . (alkaloid trepenoid)
http://bismillahdodbest.files.wordpress.com/2012/03/pome.jpg?w=497
            c.Broom; Cytisus scoparius (Leguminosae); BHP 1988 dan BPC 1949.
http://bismillahdodbest.files.wordpress.com/2012/03/citivuskorpus.jpg?w=497
d.Pepper; Piper nigrum(Piperaceae);mengobati gonorrhea dan bronchitis kronik.
http://bismillahdodbest.files.wordpress.com/2012/03/images.jpg?w=497
e. Colchicum autumnale
Kegunaan:umbi dari Colchicum autumnale berisi colchicine, obatyang berguna untuk terapeutik.
http://bismillahdodbest.files.wordpress.com/2012/03/images-2.jpg?w=497
            f.Abyssinian tea; Catha edulisF. (Celastraceae)
Kegunaan :Efek stimulant.
http://bismillahdodbest.files.wordpress.com/2012/03/abysinia-tea.jpg?w=497
g. Peyote;  Lophophora williamsii  (Cactaceae)
Kegunaan: sakit gigi, nyeri saat melahirkan, demam, nyeri payudara, penyakit kulit, rematik, diabetes, pilek, dan kebutaan.
http://bismillahdodbest.files.wordpress.com/2012/03/images-3.jpg?w=497 
 h.Daun Boldo; Peumusboldus  (Monimiaceae)
Kegunaan : Antihepatoksik
http://bismillahdodbest.files.wordpress.com/2012/03/boldus.jpg?w=497
i.Velvet bean; Mucuna pruriens (Phaseoleae); Mucuna pruriens Seed.
Kegunaan : bias digunakan olahan kecap
http://bismillahdodbest.files.wordpress.com/2012/03/mucuna.jpg?w=497
3. Sifat-Sifat Fisika
            Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder  maupun  tertier  yang  semuanya  bersifat  basa  (tingkat  kebasaannya  tergantung  dari  struktur molekul dan gugus fungsionalnya)  
            Kebanyakan  alkaloid  yang  telah  diisolasi  berupa  padatan  kristal tidak  larut  dengan  titik lebur yang tertentu atau mempunyai kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf  dan beberapa seperti; nikotin dan koniin berupa cairan.
            Kebanyakan  alkaloid  tidak  berwarna,  tetapi  beberapa  senyawa  yang  kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan betanin berwarna merah). Pada umumnya,  basa  bebas  alkaloid  hanya  larut  dalam  pelarut  organik,  meskipun  beberapa pseudoalkalod  dan  protoalkaloid  larut  dalam  air.  Garam  alkaloid  dan  alkaloid  quartener  sangat larut dalam air.

4.Sifat-Sifat Kimia
    Kebanyakan  alkaloid  bersifat  basa.  Sifat  tersebut  tergantung  pada  adanya  pasangan
elektron  pada  nitrogen. Kebasaan  alkaloid  menyebabkan  senyawa  tersebut  sangat  mudah  mengalami dekomposisi,  terutama  oleh panas dan sinar dengan adanya  oksigen.

E.  KLASIFIKASI
            Pada bagian yang memaparkan sejarah alkaloid, jelas kiranya bahwa alkaloid sebagai kelompok  senyawa,  tidak  diperoleh  definisi  tunggal  tentang  alkaloid.  Sistem  klasifikasi  yang diterima,  menurut  Hegnauer,  alkaloid  dikelompokkan  sebagai  (a)  Alkaloid  Sesungguhnya,  (b) Protoalkaloid, dan (c) Pseudoalkaloid. Meskipun terdapat beberapa Perkecualian.

(a)  Alkaloid Sesungguhnya
              Alkaloid  sesungguhnya  adalah  racun,  senyawa  tersebut  menunjukkan  aktivitas phisiologi  yang  luas,  hampir  tanpa  terkecuali  bersifat  basa;  lazim  mengandung  Nitrogen dalam cincin heterosiklik ; diturunkan dari asam amino ; biasanya terdapat “aturan” tersebut adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak memiliki cincin heterosiklik dan alkaloid quartener, yang bersifat agak asam daripada bersifat basa.

(b)  Protoalkaloid
            Protoalkaloid  merupakan  amin  yang relatif sederhana dimana  nitrogen dan asam  amino  tidak  terdapat  dalam  cincin  heterosiklik.  Protoalkaloid  diperoleh  berdasarkan biosintesis  dari  asam  amino  yang  bersifat  basa.  Pengertian  ”amin  biologis”  sering digunakan  untuk  kelompok  ini.  Contoh,  adalah  meskalin,  ephedin  dan  N,N-dimetiltriptamin. 

(c)  Pseudoalkaloid
              Pseudoalkaloid  tidak  diturunkan  dari  prekursor  asam  amino.  Senyawa  biasanya bersifat  basa.  Ada  dua  seri  alkaloid  yang  penting  dalam  khas  ini,  yaitu  alkaloid  steroidal (contoh: konessin dan purin (kaffein))


  Berdasarkan atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas:
a.  Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik
Yang termasuk pada golongan ini adalah :
 1. Alkaloid Piridin-Piperidin
            Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen. Yang termasuk  dalam kelas ini adalah : Conium maculatum dari famili Apiaceae dan Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae.
 2.  Alkaloid Tropan
            Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi    sistem  saraf  pusat  termasuk  yang  ada  pada  otak  maupun  sun-sum tulang  belakang.  Yang  termasuk  dalam  kelas  ini  adalah    Atropa  belladona  yang digunakan  sebagai  tetes  mata  untuk  melebarkan  pupil  mata,  berasal  dari  famili Solanaceae, Hyoscyamus  niger.
 3.  Alkaloid Quinolin 
             Mempunyai 2 cincin  karbon dengan 1 atom  nitrogen. Yang  termasuk disini adalah  ; Cinchona  ledgeriana  dari  famili  Rubiaceae,  alkaloid  quinin  yang  toxic  terhadap plasmodium vivax.
 4.  Alkaloid Isoquinolin 
            Mempunyai  2  cincin  karbon  mengandung  1  atom  nitrogen.  Banyak  ditemukan  pada famili  Fabaceae  termasuk  Lupines  (Lupinus  spp),  Spartium  junceum,  Cytisus scoparius dan Sophora secondiflora .
 5.  Alkaloid Indol 
            Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol . Ditemukan pada alkaloid ergine dan  psilocybin,  alkaloid  reserpin  dari  Rauvolfia  serpentine,  alkaloid  vinblastin  dan vinkristin  dari  Catharanthus  roseus  famili  Apocynaceae.
 6.  Alkaloid Imidazol
            Berupa  cincin  karbon  mengandung  2  atom  nitrogen.  Alkaloid  ini  ditemukan  pada famili Rutaceae. Contohnya; Jaborandi paragua.

 7.  Alkaloid Lupinan
            Mempunyai 2  cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus (fam : Leguminocaea).
 8.  Alkaloid Steroid
            Mengandung  2  cincin  karbon  dengan  1  atom  nitrogen  dan  1  rangka  steroid  yang mengandung 4 cincin karbon. Banyak ditemukan pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.
 9.  Alkaloid Amina
             Golongan  ini  tidak  mengandung  N  heterosiklik.  Banyak  yang  merupakan  tutrunan sederhana  dari  feniletilamin  dan  senyawa-senyawa  turunan  dari  asam  amino fenilalanin  atau  tirosin,  alkaloid  ini  ditemukan  pada  tumbuhan Ephedra  sinica (fam Gnetaceae)
10.  Alkaloid Purin 
            Mempunyai  2  cincin  karbon dengan  4  atom  nitrogen.  Banyak  ditemukan  pada  kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari famili Theaceae,Ilex  paraguaricasis  dari  famili  Aquifoliaceae,  Paullunia  cupana  dari  famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili Sterculiaceae dan Theobroma cacao.

b.  Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik

Dimana, atom nitrogen tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada salah satu atom karbon pada rantai samping.
 1. Alkaloid Efedrin (alkaloid amine)
Mengandung  1  atau  lebih  cincin  karbon  dengan  atom  Nitrogen  pada  salah  satu atom  karbon  pada  rantai  samping.  Termasuk  Mescalin  dari Lophophora  williamsii, Trichocereus  pachanoi,  Sophora  secundiflora,  Agave  americana,  Agave  atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum autumnale.



2. Alkaloid Capsaicin
            Dari Chile peppers, genus Capsicum. Yaitu ; Capsicum pubescens, Capsicum baccatum, Capsicum annuum, Capsicum frutescens, Capsicum chinense.

F.IDENTIFIKASI

    Dua  metode  yang  paling  banyak  digunakan  untuk  menyeleksi  tanaman  yang
mengandung  alkaloid. Prosedur  Wall,  meliputi  ekstraksi  sekitar  20  gram  bahan  tanaman  kering  yang direfluks dengan 80% etanol. Setelah dingin dan disaring, residu dicuci dengan 80% etanol dan  kumpulan  filtrat diuapkan. Residu  yang tertinggal dilarutkan dalam air, disaring, diasamkan dengan  asam  klorida  1%  dan  alkaloid  diendapkan  baik  dengan  pereaksi  Mayer  atau  dengan Siklotungstat.  Bila  hasil  tes  positif,  maka  konfirmasi  tes  dilakukan  dengan  cara  larutan  yang bersifat asam dibasakan, alkaloid diekstrak kembali ke dalam larutan asam. Jika larutan asam ini menghasilkan  endapan  dengan  pereaksi  tersebut  di  atas,  ini  berarti  tanaman  mengandung alkaloid.
  Prosedur Kiang-Douglas agak berbeda terhadap garam alkaloid yang terdapat dalam tanaman (lazimnya sitrat, tartrat atau laktat). Bahan tanaman kering pertama-tama diubah menjadi basa  bebas  dengan  larutan  encer  amonia.  Hasil  yang  diperoleh  kemudian  diekstrak  dengan kloroform,  ekstrak  dipekatkan  dan  alkaloid  diubah  menjadi  hidrokloridanya  dengan  cara menambahkan  asam  klorida  2  N.   Filtrat  larutan  berair  kemudian  diuji  terhadap  alkaloidnya dengan  menambah  pereaksi  mayer,Dragendorff  atau  Bauchardat.  Perkiraan  kandungan  alkaloid yang potensial dapat diperoleh dengan menggunakan larutan encer standar alkaloid khusus seperti brusin.




G.  SIMPLISIA  
  1.   Alkaloid Piridin-Piperidin
    Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen, dengan struktur inti :               

               
Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan :
1.  Turunan  Piperidin,  meliputi  piperini  yang  diperoleh  dari  Piperis  nigri  Fructus; yang  berasal  dari  tumbuhan Piperis  nigri (fam  :  Piperaceae)  berguna  sebagai bumbu dapur.
2.  Turunan Propil-Piperidin, meliputi koniin yang diperoleh dari Conii Fructus; yang berasal dari tumbuhan Conium maculatum Fam: Umbelliferae) berguna sebagai antisasmodik dan sedatif.
3.  Turunan  Asam  Nikotinan,  meliputi  arekolin  yang  diperoleh  dari  Areca  Semen; yang  berasal  dari  tumbuhan Areca  catechu  (fam:  Palmae)  berguna  sebagai anthelmentikum pada hewan.
4.  Turunan  Pirinin  &  Pirolidin,  meliputi  nikotin  yang  diperoleh  dari  Nicoteana Folium;  yang  berasal  dari  tumbuhan Nicotiana  tobaccum fam:  Solanaceae) berguna sebagai antiparasit, insektisida dan antitetanus.

2. Alkaloid Tropan
    Mengandung satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi    sistem  saraf  pusat  termasuk  yang  ada  pada  otak  maupun  sumsum tulang belakang, struktur intinya :
1.  Hiosiamin dan Skopolamin
            Berasal  dari  tumbuhan Datura  stramonium, D.  Metel (fam  Solanaceae), tumbuh  pada  daerah  yang  memiliki  suhu  yang  panas  daun  dan  bijinya mengandung alkaloid Skopolamin; berfungsi sebagai antispasmodik dan sedative. 
2.  Kokain
Senyawa ini berfungi sebagai analgetik narkotik yang menstimulasi pusat syaraf,  selain  itu  juga  berfungsi  sebagai  antiemetik  dan  midriatik.  Zat  ini  bersal dari  daun tumbuhan Erythroxylum  coca, E.  Rusby dan E.  Novogranatense (fam Erythroxylaceae.

3.  Atropin, Apotropin dan Belladonina
            Atropa dari bahasa Yunani yaitu terdiri dari kata “Atropos” yang berarti
tidak  dapat  dibengjokkan  atau  disalahgunakan, ini  disebabkan karena belladona
merupakan obat yang sangat beracun dan dapat menyebabkan kematian.
             Belladonna barasal dari bahasa Italia “Bella” artinya cantik dan “Donna”
artinya wanita. Bila cairan buah diteteskan pada mata akan menyebabkan dilatasi
dari pupil mata sehingga menjadi sangat menarik. Akar  dan  daun  tumbuhan  Atropa  belladonna  (fam  Solanaceae)  merupakan  sumber  dari  senyawa  ini,  digunakan  sebagai antispamolitik, antikolinergik,  anti  asma  dan  midriatik. 

3. Alkaloid Quinolin
Mempunyai  2  cincin karbon  dengan  1  atom  nitrogen dengan  struktur  inti  seperi  di bawah ini:
       
1.  Kinina, Kinidina, Sinkonidin, Sinkonidina
             Senyawa  ini  pada  umumnya  berguna  sebagai  anti  malaria,  alkaloid  ini
terdapat  pada  kulit  batang  (cotex)  dari  tumbuhan  Cinchona  succirubra  (fam  :
Rubiaceae).  Ada  beberapa  jenis  dari Cinchona  diantaranya C.  Calisaya   yang
berwarna kuning berasal dari Peru dan Bolivia, C. Officinalis dan C. Ledgeriana
lebih banyak di Indonesia yang ditanam di pulau jawa.
 2.  Akronisina
            Berasal  dari  kulit  batang  tumbuhan Acronychia  bauery (fam  :  Rutaceae,
berfungsi  sebagai  antineoplastik.

3.  Camptothecin.
            Diperoleh  dari  buah,  sebagian  kayu  atau  kulit  dari  pohon Camptotheca
acuminata  (fam  :  Nyssaceae),  suatu pohon  yang  secara  endemik  tumbuh di daratan  cina.  Ekstrak  dari  tumbuhan  ini ternyata  mempunyai  keaktifan  terhadap
leukemia limpoid.
4.  Viridicatin
             Merupakan  subtansi  antibiotik  dari mycelium  jamur Penicillium viridicatum (fam : Aspergillaceae), senyawa ini aktif untuk semua jenis Plasmodium
(kecuali P. vivax) penyebab malaria.

4.  Alkaloid Isoquinolin 
             Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom nitrogen dengan struktur:

  
1.  Morfin
Penggunaan  morfin  khusus  pada  nyeri  hebat  akut  dan  kronis,seperti
pasca  bedah  dan  setelah  infark  jantung,  juga  pada  fase  terminal  darikanker.Morfin sering diperlukan untuk nyeri.Morfin diperoleh dari biji dan buah tumbuhan Papaver somniferum dan P. Bracheatum (fam  :  Papaveraceae)  salah  satu  hasil  tanaman  ini  berupa  hasil sadapan dari getah buah yang dikenal sebagai “opium” yang berarti candu.
2.  Emetina
Senyawa ini berfunsi sebagai emetik dan ekspektoran, diperoleh dari akar
tumbuhan Cephaelis ipecacuanha dan C. Acuminata (fam : Rubiaceae) .

3.  Hidrastina dan Karadina
Senyawa  ini  berasal  dari  tumbuhan  Hydrastis  canadensis (fam  :
Ranunculaceae) dikenal pula sebagai Yellowroot; bagian  yang digunakan berupa
umbi akar berkhasiat sebagai adstrigensia pada radang selaput lendir.
4.  Beberina
Berupa  akar  dan  umbi  akar  dari  tumbuhan Berberis  vulgaris  (dari
Oregon),  B.  Amition  (dari  Himalaya),  dan  B.  aristaca (India)  dari  familia
Berberidaceae yang berguna sebagai zat pahit/amara dan antipiretik.

5. Alkaloid Indol 
    Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin indol dengan inti seperti di bawah ini :
                                  N          
1.  Reserpina
             Merupakan  hasil ekstraksi dari  akar tumbuhan Rauwolfia serpentine dari Suku  Apocynaceae  yang  terkadang  bercampur  dengan  fragmen  rhizima  dan bagian  batang  yang  melekat padanya.Senyawa  ini  berfungsi  sebagai ntihipertensi.
2.  Vinblastina, Vinleusina, Vinrosidina, Vinkristina
         Diperoleh dari tumbuhan  Vinca  rosea,Catharanthus  roseus (fam :Apocynaceae) berupa herba yang berkhasiat sebagai antitumor.
3.  Sriknina & Brusina
             Berasal  dari  tumbuhan Strychnos  nux-vomica  dan  S.  ignatii  (fam
:Loganiaceae) yang  terdapat  di  Filifina,  Vietnam  dan  Kamboja.  Bagian  tanaman
yang  diambil  berupa  ekstrak   biji  yang  telah  kering  dengan  khasiat  sebagai
tonikum dalam  dosis  yang kecil  sedangkan  dalam  pertanian  digunakan  sebagai
ratisida (racun tikus).
4.  Fisostigmina & Eserina
             Simplisianya dikenal dengan  nama Calabar bean, ordeal bean, chop nut
dan  split  nut  berupa  biji  dari  tumbuhan Physostigma  venenosum  (fam  :
Leguminosae) yang berkhasiay sebagai konjungtiva pengobatan glaukoma.
5.  Ergotoksina, Ergonovina, & Ergometrina
            Alkaloid  ini  asalnya  berbeda  dibandingkan  dengan  yang  lain,  sebab
berasal  dari  jamur  yang  menempel  pada  sejenis  tumbuhan  gandum  yang
kemudian dikeringkan. Jamur ini berguna sebagai vasokonstriktor untuk penyakit
migrain yang spesifik dan juga sebagai oxytoksik.
6. Kurare
             Diperoleh dari kulit batang  Stricnos crevauxii, C. Castelnaci, C. Toxifera
(fam:loganiaceae) dan Chondodendron tomentosum (fam: Menispermaceae) yang
berguna sebai relaksan pada otot.

  6. Alkaloid Imidazol
    Berupa cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen, dengan inti :
 
        
    Lingkaran  Imidazol  merupakan  inti  dasar  dari  pilokarpin  yang  berasal  dari daun tumbuhan Pilocarpus jaborandi atau Jaborandi rermambuco, P. Microphylus atau J. marashm,  dan  P.  Pinnatifolius atau  J.  Paraguay  dari  familia  Rutaceae  yang berkhasiat sebagai konjungtiva pada penderita glaukoma.

7. Alkaloid Lupinan
    Mempunyai 2  cincin karbon dengan 1 atom N, intinya adalah :
      
    Alkaloid ini ditemukan pada Lunpinus luteus, Cytisus scopartus (fam : Leguminocaea) dan Anabis  aphylla (fam  :  Chenopodiaceae)  berupa  daun  tumbuhan  yang  telah dikeringkan berkhasiat sebagai oksitoksik.

8. Alkaloid Steroid
            Mengandung  2  cincin  karbon  dengan  1  atom  nitrogen  dan  1  rangka  steroid  yang mengandung 4 cincin karbon. Inti dari steroid adalah :
                                               
      Alkaloid steroid terbagi atas 3 golongan yaitu :
1.  Golongan  I  :  Sevadina,  Germidina,  Germetrina,  Neogermetrina,  Gemerina,
Neoprotoperabrena, Veletridina
2.  Golongan II     :    Pseudojervina, Veracrosina, Isorobijervosia
3.  Golongan III  :    Germina, Jervina, Rubijervina, Isoveratromina

9. Alkaloid Amina
    Golongan  ini  tidak  mengandung  N  heterosiklik.  Banyak  yang  merupakan  tutrunan sederhana  dari  feniletilamin  dan  senyawa-senyawa  turunan  dari  asam  amino fenilalanin atau tirosin. 

1.   Efedrina
            Berasal  dari  herba  tumbuhan Ephedra  distachya,  E.  Sinica dan E.
Equisetina (fam  : Gnetaceae) berguna sebagai bronkodilator.  
 2.  Kolkisina
             Alkaloid  ini  berasal  dari  biji  tumbuhan Colchicum  autumnalei (fam  :
Liliaceae)  berguna  sebagai  antineoplasmik  dan  stimulan  SSP.
4.  Meskalina
             Diperoleh  dari sejenis tumbuhan  cactus Lophophora  williamsii (fam  :
Cactaceae) dikenal dengan nama Peyote yang dapat menyebabkan halusinasi dan
Euphoria.
    
10.  Alkaloid Purin 
    Mempunyai 2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen; dengan inti :
                                       H     
     N                              N       

1.  Kafeina (1,3,7, Trimetil Xanthin)
Alkaliod ini diperoleh dari biji kopi Coffe arabica, C. Liberica (fam: Rubiaceae) mengandung kafein. Meskipun  kopi  terutama  digunakan  sebagai  minuman,  tetapi  dapat  juga digunakan  sebagai  stimulans  dan  diuretic.
     
2.  Theobromina (3,7 Dimetil Xantin)
            Diperoleh dari biji tumbuhan Theobroma cacao (fam: Sterculaceae) yang
berguna sebagai diuretik dan stimulan SSP.
 
3.  Theofilina (1,3 Dimetil Xantin)
  Merupakan  isomerdari  1,3  dimetil  xantin  (isomer  Theobromina)  yang
berguna sebagai bronkodilator dan diuretik)
          N              N

H.KEGUNAAN
Senyawa Alkaloid
(Nama Trivial)
Aktivitas Biologi
Nikotin
Stimulan pada syaraf otonom
Morfin
Analgesik
Kodein
Analgesik, obat batuk
Atropin
Obat tetes mata


Skopolamin
Sedatif menjelang operasi
Kokain
Analgesik
Piperin
Antifeedant (bioinsektisida)
Quinin
Obat malaria
Vinkristin
Obat kanker
Ergotamin
Analgesik pada migraine
Reserpin
Pengobatan simptomatis disfungsi ereksi
Mitraginin
Analgesik dan antitusif
Vinblastin
Anti neoplastik, obat kanker





I.TANTANGAN PENELITIAN
Tantangan dalam penelitian di bidang alkaloid, semakin lama semakin menarik dan dengan tingkat kesukaran yang rumit. Hal ini didasarkan pada fenomena bahwa jumlah alkaloid dalam tumbuhan berada dalam kadar yang sangat sedikit (kurang dari 1%) .Selain kadar yang kecil, alkaloid juga harus diisolasi dari campuran senyawa yang rumit. Proses isolasi, pemurnian, karakterisasi, dan penentuan struktur ini membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang tentunya memerlukan waktu yang lama untuk mendalaminya.
Tantangan dalam bidang pengembangan ilmu alkaloid tidak berhenti sampai disini saja, adanya resistensi atau adanya efek ketagihan terhadap obat, menyebabkan para peneliti kembali disibukkan untuk mencari obat lain, yang salah satunya adalah dengan meneliti turunan-turunan senyawa yang berkhasiat tersebut.

 J.PENUTUP
Penelitian di bidang kimia alkaloid tiap tahun selalu berkembang pesat. Indonesia dengan kekayaan alamnya yang melimpah merupakan gudang bagi tersedianya senyawa-senyawa alkaloid yang berkhasiat, yang siap untuk dieksplorasi dan dieksploitasi oleh para ilmuwan. Dalam usaha mengeksplorasi dan memanfaatkan senyawa alkaloid ini, perlu ditopang oleh paling tidak oleh tiga pihak yang berkerjasama yaitu pemerintah, dunia industri, dan para ilmuwan. Untuk itu perlu adanya kesamaan persepsi bahwa penelitian adalah investasi. Dengan kesamaan persepsi ini, diharapkan penelitian para ilmuwan tidak mentok pada tahap publikasi ilmiah saja tetapi sampai pada paten dan aplikasi langsung bagi masyarakat.

DAFTAR PUSTAKA
http://taufiqdians.blogspot.com/2010/03/alkaloid.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid

Tidak ada komentar:

Posting Komentar