A. PENGERTIAN
Alkaloid adalah sebuah
golongan senyawa basa bernitrogen
yang kebanyakan heterosiklik dan terdapat
di tetumbuhan (tetapi ini
tidak mengecualikan senyawa yang berasal dari hewan). Asam amino,
peptida, protein, nukleotid, asam nukleik, gula amino dan antibiotik biasanya
tidak digolongkan sebagai alkaloid. Dan dengan prinsip yang sama, senyawa
netral yang secara biogenetik berhubungan dengan alkaloid termasuk digolongan
ini.
Alkaloid biasanya diklasifikasikan menurut kesamaan
sumber asal molekulnya (precursors), didasari dengan metabolisme pathway
(metabolic pathway) yang dipakai untuk membentuk molekul itu. Kalau biosintesis
dari sebuah alkaloid tidak diketahui, alkaloid digolongkan menurut nama
senyawanya, termasuk nama senyawa yang tidak mengandung nitrogen (karena
struktur molekulnya terdapat dalam produk akhir. sebagai contoh: alkaloid opium
kadang disebut "phenanthrenes"), atau menurut nama tumbuhan atau
binatang dimana senyawa itu diisolasi
B.
SEJARAH
Sejarah
alkaloid hampir setua peradaban manusia. Manusia telah menggunakan obat-obatan yang
mengandung alkaloid dalam
minuman, kedokteran, the,
tuan atau tapal,
dan racun selama 4000 tahun.
Tidak ada usaha untuk mengisolasi
komponen aktif dari ramuan obat-obatan hingga permulaan abad ke sembilan
belas.Obat-obatan pertama yang
diketemukan secara kimia
adalah opium, getah
kering,Apium Papaver somniferum.Opium telah digunakan dalam
obat-obatan selama berabad-abad dan sifat-sifatnya sebagai
analgesik maupun narkotik telah diketahui.
Pada tahun 1803, Derosne mengisolasi alkaloid
semi murni dari opium dan diberi nama narkotin. Seturner pada tahun 1805 mengadakan
penelitian lebih lanjut terhadap opium dapat berhasil mengisolasi morfin.Dalam
tahun 1817-1820 di Laboratorium Pelletier dan Caventon di Fakultas Farmasidi
Paris, melanjutkan penelitian di bidang
kimia alkaloid yang menakjubkan.
Daintara alkaloid yang diperoleh
dalam waktu singkat
tersebut adalah Stikhnin,
Emetin, Brusin, Piperin,
kaffein,Quinin, Sinkhonin, dan Kolkhisin.
Pada tahun 1826,
Pelletier dan Caventon juga memperoleh Koniin suatu alkaloid yang memiliki sejarah
cukup terkenal. Alkaloid
tersebut tidak hanya
yang bertanggung jawab
atas kematian Socrates akibat
dari hisapan udara
yang beracun, tetapi
karena struktur molekulnya yang sederhana.
Koniin merupakan alkaloid
pertama yang ditentukan
sifat-sifatnya (1870) dan yang
pertama disintesis (1886).
Selama tahun 1884
telah ditemukan paling
sedikit 25 alkaloid hanya dari Chinchona. Kompleksitas
alkaloid merupakan penghalang elusidasi
struktur molekul selama abad ke
sembilan belas bahkan
pada awal abad
ke dua puluh.
Sebagai contoh adalah Stikhnin yang ditemukan pertama kali
oleh Pelletier dan Caventon pada tahun 1819 dan struktur akhirnya dapat
ditentukan oleh Robinson dan kawan-kawan pada tahun 1946 setelah melakukan pekerjaan
kimia yang ekstra sukar selama hampir 140 tahun.
C.
SUMBER
ALKALOID
Pada
waktu yang lampau
sebagian besar sumber
alkaloid adalah pada
tanaman berbunga,
angiosperma (Familia Leguminoceae,
Papavraceae, Ranunculaceae, Rubiaceae, Solanaceae,Berberidaceae) dan
juga pada tumbuhan
monokotil (Familia Solanaceae
dan Liliaceae). Pada tahun-tahun berikutnya penemuan sejumlah besar
alkaloid terdapat pada hewan, serangga,
organisme laut, mikroorganisme dan
tanaman rendah.
Beberapa contoh
yang terdapat pada berbagai
sumber adalah isolasi
muskopiridin dari sebangsa
rusa; kastoramin dari
sejenis musang Kanada.
Di
dalam tanaman yang
mengandung alkaloid, alkaloid
mungkin terlokasi
(terkonsentrasi) pada jumlah yang
tinggi pada bagian tanaman
tertentu. Sebagai contoh reserpin
terkonsentrasi pada akar (hingga dapat
diisolasi) Rauvolfia sp ; Quinin terdapat dalam kulit, tidak pada daun Cinchona
ledgeriana ; dan morfin terdapat pada getah atau latex Papaver samniferum.
D.
PENAMAAN,
CONTOH , SIFAT-SIFAT FISIKA DAN KIMIA
1. Penamaan
Karena
begitu banyak tipe
alkaloid maka tidak
mungkin diadakan penyatuan penamaan. Bahkan
dalam satu kelompok
alkaloid, sering terjadi
tidak adanya sistem
penamaan dan penomeran yang
konsisten. Suatu contoh,
adalah alkaloid indol,
dimana banyak terdapat kerangka
yang berbeda. Kebanyakan
dalam bidang ini
sistem penomeran yang
digunakan didasarkan pada biogenesis,
namun sayang Chemical Abstract
mempunyai sistem penomeran yang sangat membingungkan untuk
setiap kerangka individu.
Kharaktersistik yang lazim penamaan
alkaloid adalah bahwa nama berakhiran ”ina”. Disamping itu alkaloid, seperti
bahan alam yang lain, diberi nama yang dikenal ”trivial” (yaitu
non-sistematik). Mereka mungkin
diturunkan dari nama
genus (contoh atropin
dari Atropa belladonna) ; dari
nama species (contoh, kokain dari Erythroxyloncoca) ; dari nama
yang lazim untuk obat-obatan/aktifitas fisiologik
(contoh, emetin, emetat),
atau dari nama
pakar kimia alkaloid yang
terkenal/penemunya (contoh, pelletierina).
2.Contoh tanaman alkaloid
a.Lobelia;
Lobelia inflate (Campanulaceae); Lobeliae Herb
Kegunaan: stimulant, spasmodic asma,
bronchitis kronik.(alkaloid piridin-piperidina)
b.Pomegranate; Punica
granatum L.( Punicaceae); Punicae fructus
kegunaan: antioxidant, anti malarial, dan anti microbial tannin fraction, allagitanin dan phenolic . (alkaloid trepenoid)
kegunaan: antioxidant, anti malarial, dan anti microbial tannin fraction, allagitanin dan phenolic . (alkaloid trepenoid)
c.Broom; Cytisus
scoparius (Leguminosae); BHP 1988 dan BPC 1949.
d.Pepper; Piper
nigrum(Piperaceae);mengobati gonorrhea dan bronchitis kronik.
e. Colchicum
autumnale
Kegunaan:umbi dari Colchicum autumnale berisi colchicine, obatyang
berguna untuk terapeutik.
f.Abyssinian tea; Catha edulisF. (Celastraceae)
Kegunaan :Efek stimulant.
g. Peyote;
Lophophora williamsii (Cactaceae)
Kegunaan: sakit gigi,
nyeri saat melahirkan, demam, nyeri payudara, penyakit kulit,
rematik, diabetes, pilek, dan kebutaan.
h.Daun Boldo;
Peumusboldus (Monimiaceae)
Kegunaan : Antihepatoksik
i.Velvet bean;
Mucuna pruriens (Phaseoleae); Mucuna pruriens Seed.
Kegunaan : bias digunakan olahan
kecap
3. Sifat-Sifat Fisika
Umumnya mempunyai 1 atom N meskipun
ada beberapa yang memiliki lebih dari 1 atom N seperti pada Ergotamin yang
memiliki 5 atom N. Atom N ini dapat berupa amin primer, sekunder maupun
tertier yang semuanya
bersifat basa (tingkat
kebasaannya tergantung dari
struktur molekul dan gugus fungsionalnya)
Kebanyakan alkaloid
yang telah diisolasi
berupa padatan kristal tidak
larut dengan titik lebur yang tertentu atau mempunyai
kisaran dekomposisi. Sedikit alkaloid yang berbentuk amorf dan beberapa seperti; nikotin dan koniin
berupa cairan.
Kebanyakan alkaloid
tidak berwarna, tetapi
beberapa senyawa yang
kompleks, species aromatik berwarna (contoh berberin berwarna kuning dan
betanin berwarna merah). Pada umumnya,
basa bebas alkaloid
hanya larut dalam
pelarut organik, meskipun
beberapa pseudoalkalod dan protoalkaloid
larut dalam air.
Garam alkaloid dan
alkaloid quartener sangat larut dalam air.
4.Sifat-Sifat Kimia
Kebanyakan alkaloid bersifat
basa. Sifat tersebut
tergantung pada adanya
pasangan
elektron
pada nitrogen. Kebasaan alkaloid
menyebabkan senyawa tersebut
sangat mudah mengalami dekomposisi, terutama
oleh panas dan sinar dengan adanya
oksigen.
E. KLASIFIKASI
Pada bagian yang memaparkan sejarah
alkaloid, jelas kiranya bahwa alkaloid sebagai kelompok senyawa,
tidak diperoleh definisi
tunggal tentang alkaloid.
Sistem klasifikasi yang diterima, menurut
Hegnauer, alkaloid dikelompokkan
sebagai (a) Alkaloid Sesungguhnya,
(b) Protoalkaloid, dan (c) Pseudoalkaloid. Meskipun terdapat beberapa Perkecualian.
(a) Alkaloid Sesungguhnya
Alkaloid
sesungguhnya adalah racun,
senyawa tersebut menunjukkan
aktivitas phisiologi yang luas,
hampir tanpa terkecuali
bersifat basa; lazim
mengandung Nitrogen dalam cincin
heterosiklik ; diturunkan dari asam amino ; biasanya terdapat “aturan” tersebut
adalah kolkhisin dan asam aristolokhat yang bersifat bukan basa dan tidak
memiliki cincin heterosiklik dan alkaloid quartener, yang bersifat agak asam
daripada bersifat basa.
(b) Protoalkaloid
Protoalkaloid merupakan
amin yang relatif sederhana
dimana nitrogen dan asam amino
tidak terdapat dalam
cincin heterosiklik. Protoalkaloid
diperoleh berdasarkan
biosintesis dari asam
amino yang bersifat
basa. Pengertian ”amin
biologis” sering digunakan untuk
kelompok ini. Contoh,
adalah meskalin, ephedin
dan N,N-dimetiltriptamin.
(c) Pseudoalkaloid
Pseudoalkaloid tidak
diturunkan dari prekursor
asam amino. Senyawa
biasanya bersifat basa. Ada
dua seri alkaloid
yang penting dalam
khas ini, yaitu
alkaloid steroidal (contoh:
konessin dan purin (kaffein))
Berdasarkan
atom nitrogennya, alkaloid dibedakan atas:
a. Alkaloid dengan atom nitrogen heterosiklik
Yang termasuk pada golongan ini adalah :
1. Alkaloid
Piridin-Piperidin
Mempunyai satu cincin karbon
mengandung 1 atom nitrogen. Yang termasuk dalam kelas ini adalah : Conium maculatum dari
famili Apiaceae dan Nicotiana tabacum dari famili Solanaceae.
2. Alkaloid Tropan
Mengandung satu atom nitrogen dengan
gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat mempengaruhi sistem
saraf pusat termasuk
yang ada pada
otak maupun sun-sum tulang belakang.
Yang termasuk dalam
kelas ini adalah
Atropa belladona yang digunakan sebagai
tetes mata untuk
melebarkan pupil mata,
berasal dari famili Solanaceae, Hyoscyamus niger.
3. Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom nitrogen. Yang termasuk disini adalah ; Cinchona
ledgeriana dari famili
Rubiaceae, alkaloid quinin
yang toxic terhadap plasmodium vivax.
4. Alkaloid Isoquinolin
Mempunyai 2
cincin karbon mengandung
1 atom nitrogen.
Banyak ditemukan pada famili
Fabaceae termasuk Lupines
(Lupinus spp), Spartium
junceum, Cytisus scoparius dan
Sophora secondiflora .
5. Alkaloid Indol
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1
cincin indol . Ditemukan pada alkaloid ergine dan psilocybin,
alkaloid reserpin dari
Rauvolfia serpentine, alkaloid
vinblastin dan vinkristin dari
Catharanthus roseus famili
Apocynaceae.
6. Alkaloid Imidazol
Berupa
cincin karbon mengandung
2 atom nitrogen.
Alkaloid ini ditemukan
pada famili Rutaceae. Contohnya; Jaborandi paragua.
7. Alkaloid Lupinan
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 atom N, alkaloid ini
ditemukan pada Lunpinus luteus (fam : Leguminocaea).
8. Alkaloid Steroid
Mengandung 2
cincin karbon dengan
1 atom nitrogen
dan 1 rangka
steroid yang mengandung 4 cincin
karbon. Banyak ditemukan pada famili Solanaceae, Zigadenus venenosus.
9. Alkaloid Amina
Golongan
ini tidak mengandung
N heterosiklik. Banyak
yang merupakan tutrunan sederhana dari
feniletilamin dan senyawa-senyawa turunan
dari asam amino fenilalanin atau
tirosin, alkaloid ini
ditemukan pada tumbuhan Ephedra sinica (fam Gnetaceae)
10. Alkaloid
Purin
Mempunyai 2
cincin karbon dengan 4 atom nitrogen.
Banyak ditemukan pada
kopi (Coffea arabica) famili Rubiaceae, dan Teh (Camellia sinensis) dari
famili Theaceae,Ilex paraguaricasis dari
famili Aquifoliaceae, Paullunia
cupana dari famili Sapindaceae, Cola nitida dari famili
Sterculiaceae dan Theobroma cacao.
b. Alkaloid tanpa atom nitrogen yang heterosilik
Dimana, atom nitrogen
tidak terletak pada cincin karbon tetapi pada salah satu atom karbon pada
rantai samping.
1. Alkaloid
Efedrin (alkaloid amine)
Mengandung 1
atau lebih cincin
karbon dengan atom
Nitrogen pada salah
satu atom karbon pada
rantai samping. Termasuk
Mescalin dari Lophophora williamsii, Trichocereus pachanoi,
Sophora secundiflora, Agave
americana, Agave atrovirens, Ephedra sinica, Cholchicum
autumnale.
2. Alkaloid Capsaicin
Dari Chile peppers, genus Capsicum.
Yaitu ; Capsicum pubescens, Capsicum baccatum, Capsicum annuum, Capsicum
frutescens, Capsicum chinense.
F.IDENTIFIKASI
Dua metode
yang paling banyak
digunakan untuk menyeleksi
tanaman yang
mengandung
alkaloid. Prosedur Wall, meliputi
ekstraksi sekitar 20
gram bahan tanaman
kering yang direfluks dengan 80%
etanol. Setelah dingin dan disaring, residu dicuci dengan 80% etanol dan kumpulan
filtrat diuapkan. Residu yang
tertinggal dilarutkan dalam air, disaring, diasamkan dengan asam
klorida 1% dan
alkaloid diendapkan baik
dengan pereaksi Mayer
atau dengan Siklotungstat. Bila
hasil tes positif,
maka konfirmasi tes
dilakukan dengan cara
larutan yang bersifat asam
dibasakan, alkaloid diekstrak kembali ke dalam larutan asam. Jika larutan asam
ini menghasilkan endapan dengan
pereaksi tersebut di
atas, ini berarti
tanaman mengandung alkaloid.
Prosedur Kiang-Douglas agak berbeda terhadap
garam alkaloid yang terdapat dalam tanaman (lazimnya sitrat, tartrat atau
laktat). Bahan tanaman kering pertama-tama diubah menjadi basa bebas
dengan larutan encer
amonia. Hasil yang
diperoleh kemudian diekstrak
dengan kloroform, ekstrak dipekatkan
dan alkaloid diubah
menjadi hidrokloridanya dengan
cara menambahkan asam klorida
2 N. Filtrat
larutan berair kemudian
diuji terhadap alkaloidnya dengan menambah
pereaksi mayer,Dragendorff atau
Bauchardat. Perkiraan kandungan
alkaloid yang potensial dapat diperoleh dengan menggunakan larutan encer
standar alkaloid khusus seperti brusin.
G. SIMPLISIA
1. Alkaloid Piridin-Piperidin
Mempunyai satu cincin karbon mengandung 1
atom nitrogen, dengan struktur inti :
Golongan ini dibagi dalam 4 sub golongan :
1. Turunan
Piperidin, meliputi piperini
yang diperoleh dari
Piperis nigri Fructus; yang
berasal dari tumbuhan Piperis nigri (fam
: Piperaceae) berguna
sebagai bumbu dapur.
2. Turunan Propil-Piperidin, meliputi koniin
yang diperoleh dari Conii Fructus; yang berasal dari tumbuhan Conium maculatum Fam:
Umbelliferae) berguna sebagai antisasmodik dan sedatif.
3. Turunan
Asam Nikotinan, meliputi
arekolin yang diperoleh
dari Areca Semen; yang
berasal dari tumbuhan Areca catechu
(fam: Palmae) berguna
sebagai anthelmentikum pada hewan.
4. Turunan
Pirinin & Pirolidin,
meliputi nikotin yang
diperoleh dari Nicoteana Folium; yang
berasal dari tumbuhan Nicotiana tobaccum fam:
Solanaceae) berguna sebagai antiparasit, insektisida dan antitetanus.
2. Alkaloid Tropan
Mengandung
satu atom nitrogen dengan gugus metilnya (N-CH3). Alkaloid ini dapat
mempengaruhi sistem saraf
pusat termasuk yang
ada pada otak
maupun sumsum tulang belakang,
struktur intinya :
1. Hiosiamin
dan Skopolamin
Berasal
dari tumbuhan Datura stramonium, D. Metel (fam
Solanaceae), tumbuh pada daerah
yang memiliki suhu
yang panas daun
dan bijinya mengandung alkaloid
Skopolamin; berfungsi sebagai antispasmodik dan sedative.
2. Kokain
Senyawa ini berfungi
sebagai analgetik narkotik yang menstimulasi pusat syaraf, selain
itu juga berfungsi
sebagai antiemetik dan
midriatik. Zat ini
bersal dari daun tumbuhan
Erythroxylum coca, E. Rusby dan E.
Novogranatense (fam Erythroxylaceae.
3. Atropin,
Apotropin dan Belladonina
Atropa dari bahasa Yunani yaitu
terdiri dari kata “Atropos” yang berarti
tidak
dapat dibengjokkan atau
disalahgunakan, ini disebabkan
karena belladona
merupakan obat yang sangat beracun dan dapat
menyebabkan kematian.
Belladonna barasal dari bahasa Italia “Bella”
artinya cantik dan “Donna”
artinya wanita. Bila cairan buah diteteskan pada
mata akan menyebabkan dilatasi
dari pupil mata sehingga menjadi sangat menarik.
Akar dan
daun tumbuhan Atropa
belladonna (fam Solanaceae)
merupakan sumber dari
senyawa ini, digunakan
sebagai antispamolitik, antikolinergik,
anti asma dan
midriatik.
3.
Alkaloid Quinolin
Mempunyai 2
cincin karbon dengan 1 atom nitrogen dengan struktur
inti seperi di bawah ini:
1. Kinina,
Kinidina, Sinkonidin, Sinkonidina
Senyawa
ini pada umumnya
berguna sebagai anti
malaria, alkaloid ini
terdapat
pada kulit batang
(cotex) dari tumbuhan
Cinchona succirubra (fam :
Rubiaceae).
Ada beberapa jenis
dari Cinchona diantaranya C. Calisaya
yang
berwarna kuning berasal dari Peru dan Bolivia, C.
Officinalis dan C. Ledgeriana
lebih banyak di Indonesia yang ditanam di pulau
jawa.
2. Akronisina
Berasal dari
kulit batang tumbuhan Acronychia bauery (fam
: Rutaceae,
berfungsi
sebagai antineoplastik.
3.
Camptothecin.
Diperoleh dari
buah, sebagian kayu
atau kulit dari
pohon Camptotheca
acuminata
(fam : Nyssaceae),
suatu pohon yang secara
endemik tumbuh di daratan cina.
Ekstrak dari tumbuhan
ini ternyata mempunyai keaktifan
terhadap
leukemia limpoid.
4.
Viridicatin
Merupakan
subtansi antibiotik dari mycelium
jamur Penicillium viridicatum (fam : Aspergillaceae), senyawa ini aktif
untuk semua jenis Plasmodium
(kecuali P. vivax) penyebab malaria.
4. Alkaloid Isoquinolin
Mempunyai 2 cincin karbon mengandung 1 atom
nitrogen dengan struktur:
1. Morfin
Penggunaan morfin
khusus pada nyeri
hebat akut dan
kronis,seperti
pasca
bedah dan setelah
infark jantung, juga
pada fase terminal
darikanker.Morfin sering diperlukan untuk nyeri.Morfin diperoleh dari
biji dan buah tumbuhan Papaver somniferum dan P. Bracheatum (fam :
Papaveraceae) salah satu
hasil tanaman ini
berupa hasil sadapan dari getah
buah yang dikenal sebagai “opium” yang berarti candu.
2. Emetina
Senyawa ini berfunsi
sebagai emetik dan ekspektoran, diperoleh dari akar
tumbuhan Cephaelis ipecacuanha dan C. Acuminata (fam
: Rubiaceae) .
3. Hidrastina
dan Karadina
Senyawa ini
berasal dari tumbuhan
Hydrastis canadensis (fam :
Ranunculaceae) dikenal pula sebagai Yellowroot;
bagian yang digunakan berupa
umbi akar berkhasiat sebagai adstrigensia pada
radang selaput lendir.
4. Beberina
Berupa akar
dan umbi akar
dari tumbuhan Berberis vulgaris
(dari
Oregon),
B. Amition (dari
Himalaya), dan B.
aristaca (India) dari familia
Berberidaceae yang berguna sebagai zat pahit/amara
dan antipiretik.
5.
Alkaloid Indol
Mempunyai 2 cincin karbon dengan 1 cincin
indol dengan inti seperti di bawah ini :
N
1. Reserpina
Merupakan
hasil ekstraksi dari akar
tumbuhan Rauwolfia serpentine dari Suku
Apocynaceae yang terkadang
bercampur dengan fragmen
rhizima dan bagian batang
yang melekat padanya.Senyawa ini
berfungsi sebagai ntihipertensi.
2.
Vinblastina, Vinleusina, Vinrosidina, Vinkristina
Diperoleh dari tumbuhan Vinca rosea,Catharanthus roseus (fam :Apocynaceae) berupa herba yang
berkhasiat sebagai antitumor.
3. Sriknina
& Brusina
Berasal
dari tumbuhan Strychnos nux-vomica
dan S. ignatii
(fam
:Loganiaceae) yang
terdapat di Filifina,
Vietnam dan Kamboja.
Bagian tanaman
yang
diambil berupa ekstrak
biji yang telah
kering dengan khasiat
sebagai
tonikum dalam
dosis yang kecil sedangkan
dalam pertanian digunakan
sebagai
ratisida (racun tikus).
4.
Fisostigmina & Eserina
Simplisianya dikenal dengan nama Calabar bean, ordeal bean, chop nut
dan
split nut berupa
biji dari tumbuhan Physostigma venenosum
(fam :
Leguminosae) yang berkhasiay sebagai konjungtiva
pengobatan glaukoma.
5.
Ergotoksina, Ergonovina, & Ergometrina
Alkaloid ini
asalnya berbeda dibandingkan
dengan yang lain,
sebab
berasal
dari jamur yang
menempel pada sejenis
tumbuhan gandum yang
kemudian dikeringkan. Jamur ini berguna sebagai
vasokonstriktor untuk penyakit
migrain yang spesifik dan juga sebagai oxytoksik.
6. Kurare
Diperoleh dari kulit batang Stricnos crevauxii, C. Castelnaci, C.
Toxifera
(fam:loganiaceae) dan Chondodendron tomentosum (fam:
Menispermaceae) yang
berguna sebai relaksan pada otot.
6. Alkaloid Imidazol
Berupa
cincin karbon mengandung 2 atom nitrogen, dengan inti :
Lingkaran Imidazol merupakan
inti dasar dari
pilokarpin yang berasal
dari daun tumbuhan Pilocarpus jaborandi atau Jaborandi rermambuco, P.
Microphylus atau J. marashm, dan P.
Pinnatifolius atau J. Paraguay
dari familia Rutaceae
yang berkhasiat sebagai konjungtiva pada penderita glaukoma.
7.
Alkaloid Lupinan
Mempunyai
2 cincin karbon dengan 1 atom N, intinya
adalah :
Alkaloid
ini ditemukan pada Lunpinus luteus, Cytisus scopartus (fam : Leguminocaea) dan
Anabis aphylla (fam :
Chenopodiaceae) berupa daun
tumbuhan yang telah dikeringkan berkhasiat sebagai
oksitoksik.
8.
Alkaloid Steroid
Mengandung 2
cincin karbon dengan
1 atom nitrogen
dan 1 rangka
steroid yang mengandung 4 cincin
karbon. Inti dari steroid adalah :
Alkaloid
steroid terbagi atas 3 golongan yaitu :
1.
Golongan I :
Sevadina, Germidina, Germetrina,
Neogermetrina, Gemerina,
Neoprotoperabrena, Veletridina
2. Golongan
II : Pseudojervina, Veracrosina, Isorobijervosia
3. Golongan
III :
Germina, Jervina, Rubijervina, Isoveratromina
9.
Alkaloid Amina
Golongan ini tidak
mengandung N heterosiklik.
Banyak yang merupakan
tutrunan sederhana dari feniletilamin
dan senyawa-senyawa turunan
dari asam amino fenilalanin atau tirosin.
1. Efedrina
Berasal dari
herba tumbuhan Ephedra distachya,
E. Sinica dan E.
Equisetina (fam
: Gnetaceae) berguna sebagai bronkodilator.
2. Kolkisina
Alkaloid
ini berasal dari
biji tumbuhan Colchicum autumnalei (fam :
Liliaceae)
berguna sebagai antineoplasmik dan
stimulan SSP.
4. Meskalina
Diperoleh
dari sejenis tumbuhan cactus
Lophophora williamsii (fam :
Cactaceae) dikenal dengan nama Peyote yang dapat
menyebabkan halusinasi dan
Euphoria.
10. Alkaloid Purin
Mempunyai
2 cincin karbon dengan 4 atom nitrogen; dengan inti :
H
N N
1. Kafeina
(1,3,7, Trimetil Xanthin)
Alkaliod ini diperoleh
dari biji kopi Coffe arabica, C. Liberica (fam: Rubiaceae) mengandung kafein. Meskipun kopi
terutama digunakan sebagai
minuman, tetapi dapat
juga digunakan sebagai stimulans
dan diuretic.
2.
Theobromina (3,7 Dimetil Xantin)
Diperoleh dari biji tumbuhan Theobroma
cacao (fam: Sterculaceae) yang
berguna sebagai diuretik dan stimulan SSP.
3. Theofilina
(1,3 Dimetil Xantin)
Merupakan isomerdari 1,3
dimetil xantin (isomer
Theobromina) yang
berguna sebagai bronkodilator dan diuretik)
N N
H.KEGUNAAN
Senyawa
Alkaloid
(Nama Trivial) |
Aktivitas
Biologi
|
Nikotin
|
Stimulan
pada syaraf otonom
|
Morfin
|
Analgesik
|
Kodein
|
Analgesik,
obat batuk
|
Atropin
|
Obat
tetes mata
|
Skopolamin
|
Sedatif menjelang
operasi
|
Kokain
|
Analgesik
|
Piperin
|
Antifeedant
(bioinsektisida)
|
Quinin
|
Obat
malaria
|
Vinkristin
|
Obat
kanker
|
Ergotamin
|
Analgesik
pada migraine
|
Reserpin
|
Pengobatan
simptomatis disfungsi ereksi
|
Mitraginin
|
Analgesik
dan antitusif
|
Vinblastin
|
Anti
neoplastik, obat kanker
|
I.TANTANGAN PENELITIAN
Tantangan
dalam penelitian di bidang alkaloid, semakin lama semakin menarik dan dengan
tingkat kesukaran yang rumit. Hal ini didasarkan pada fenomena bahwa jumlah
alkaloid dalam tumbuhan berada dalam kadar yang sangat sedikit (kurang dari 1%)
.Selain kadar yang kecil, alkaloid juga harus diisolasi dari campuran senyawa
yang rumit. Proses isolasi, pemurnian, karakterisasi, dan penentuan struktur
ini membutuhkan pengetahuan dan keterampilan khusus yang tentunya memerlukan
waktu yang lama untuk mendalaminya.
Tantangan
dalam bidang pengembangan ilmu alkaloid tidak berhenti sampai disini saja,
adanya resistensi atau adanya efek ketagihan terhadap obat, menyebabkan para
peneliti kembali disibukkan untuk mencari obat lain, yang salah satunya adalah
dengan meneliti turunan-turunan senyawa yang berkhasiat tersebut.
J.PENUTUP
Penelitian di bidang kimia alkaloid
tiap tahun selalu berkembang pesat. Indonesia dengan kekayaan alamnya yang
melimpah merupakan gudang bagi tersedianya senyawa-senyawa alkaloid yang
berkhasiat, yang siap untuk dieksplorasi dan dieksploitasi oleh para ilmuwan.
Dalam usaha mengeksplorasi dan memanfaatkan senyawa alkaloid ini, perlu
ditopang oleh paling tidak oleh tiga pihak yang berkerjasama yaitu pemerintah,
dunia industri, dan para ilmuwan. Untuk itu perlu adanya kesamaan persepsi
bahwa penelitian adalah investasi. Dengan kesamaan persepsi ini, diharapkan penelitian
para ilmuwan tidak mentok pada tahap publikasi ilmiah saja tetapi sampai pada
paten dan aplikasi langsung bagi masyarakat.
DAFTAR
PUSTAKA
http://taufiqdians.blogspot.com/2010/03/alkaloid.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Alkaloid
Tidak ada komentar:
Posting Komentar